Skip to Main Content

Sangia Advertisement

Selected articles from this journal and other medical research on Novel Coronavirus (SARS-CoV-2) and related viruses are now available for free on ScienceDirect – start exploring directly or visit the Elsevier Novel Coronavirus Information Center

Volume 11 Issue 2, November 2018

Credit cover image by: Rochmady

Research Article(19 articles)

  • Pembuatan kain tenun ikat di Sumba Timur menggunakan zat pewarna alam yang berasal dari bagian tumbuhan penghasil warna (kulit kayu, batang, daun, akar, dan daging buah) dan merupakan salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis tanaman pewarna tenun ikat di Desa Kaliuda Kecamatan Pahunga Lodu Kabupaten Sumba Timur, (2) Mengetahui bentuk pemanfaatan dan upaya Konservasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret di Desa Kaliuda, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur menggunakan metode studi kepustakaan, wawancara dan pengamatan (observasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengrajin tenun ikat menggunakan 5 spesies. Spesies tersebut berhasil teridentifikasi terdiri dari 4 famili yakni Fabaceae, Rubiaceae, Symplocaceae, dan Euphorbiaceae. Dari kelima jenis tanaman pewarna yang digunakan sebagai pewarna tenun ikat yaitu tanaman Nila (Indigofera tinctoria L.), Mengkudu (Morinda citrifolia L.), Loba (Symplocos sp.), Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd.) dan Dadap (Erythrina variegata L.). Habitus tanaman pewarna yang paling banyak ditemukan adalah habitus pohon dengan 4 spesies. Bagian tanaman pewarna yang paling banyak digunakan adalah daun dan kulit batang/cabang. Tanaman pewarna diperoleh paling banyak yaitu dari kebun, dimana tanaman tersebut sudah dibudidayakan oleh masyarakat. Tanaman pewarna tenun ikat tumbuh di ketinggian mulai dari 0-250 mdpl s/d 750-1000 mdpl dan tingkat kemiringan mulai dari daerah datar s/d daerah landai.

    • Wilhelmina SeranWilhelminaSeran
    • Yanete Wori HanaYaneteWoriHana
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 1-8
  • Desa Gorua, Kecamatan Tobelo Utara merupakan salah satu daerah di Maluku Utara yang dikenal sebagai penghasil ubi kayu. Meski bernilai ekonomis tinggi ubi kayu merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki risiko, baik risiko produksi, biaya maupun pendapatan. Risiko produksi berdampak pada kegagalan panen atau penurunan jumlah panen dari hasil yang diharapkan. Risiko biaya mencakup pada besarnya biaya produksi yang dikeluarkan dalam usahatani. Risiko pendapatan mencakup fluktuasi harga jual dan kenaikan harga input produksi.Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis usahatani dan risiko biaya, risiko produksi serta risiko pendapatan tanaman ubi kayu di Desa Gorua Kecamatan Tobelo Utara. Metode analisis menggunakan analisis usahatani dan analisis risiko. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata biaya produksi petani ubi kayu sebesar Rp. 1.633.090 dan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 7.298.727 per musim tanam serta risiko tertinggi terdapat pada risiko biaya dengan nilai koefisien variasi sebesar 6,45. Sedangkan tingkat risiko terkecil terdapat pada risiko pendapatan dengan nilai koefisien variasinya sebesar 0,35 dan risiko produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan risiko biaya dengan nilai koefisien variasi sebesar 2,61.

    • Ekaria EkariaEkaria
    • Munawir MuhammadMunawirMuhammad
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 9-14
  • Mutu dan keamanan pangan menjadi perhatian pemerintah karena berdampak pada kesehatan dan terciptanya sumber daya manusia yang berdaya saing. Ikan asap adalah produk olahan perikanan yang melalui proses penggaraman dan pengasapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu dan keamanan produk ikan asap yang diproduksi di Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan. Sampel ikan asap diambil dari pengolah di Kabupaten Bulukumba menggunakan metode Purpossive Sampling. Sampel dianalisis parameter mutu dan keamanannya Laboratorium Balai Penerapan Mutu Produk Hasil Perikanan Sulawesi Selatan. Hasil menunjukkan bahwa, bahwa mutu dan keamanan pangan produk ikan asap yang diproduksi di Kabupaten Bulukumba untuk beberapa parameter sesuai dengan SNI 2725: 2013, yaitu sensory (7,1), kadar air (45.43-52.42%), kadar lemak (8.88-12.83%), Histamin (17.55-29.23 mg/kg), E. coli (<3MPN/g) dan kadar Timbal (0.00170-0.0254 mg/kg). Angka Lempeng Total (ALT) melebihi persyaratan mutu dan keamanan pangan produk ikan asap yaitu3,4x105-3,7x106 kol/g.

    • Nursinah AmirNursinahAmir
    • Metusalach MetusalachMetusalach
    • Fahrul FahrulFahrul
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 15-21
  • Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal daya saing bawang merah topo varietas unggul lokal dan untuk menganalisis strategi pengembangan daya saing bawang merah topo varietas unggul lokal di Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara. Manfaat dari penelitian ini adalah menggugah pemerintah daerah agar terus mengembangkan komoditas bawang merah topo varietas unggul lokal yang mampu bersaing. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif analisis, dengan teknik pengumpulan data melalui pengisian quesioner dan diikuti dengan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian Identifikasi daya saing bawang merah topo varietas unggul lokal yaitu terdapat V kekuatan, IV kelemahan, IV peluang dan IV ancaman. Untuk Hasil analisis SWOT yaitu nilai IFAS sebesar 3,24 dan nilai EFAS sebesar 3,04. Dalam diagram SWOT menunjukan bahwa posisi strategi pengembangan bawang merah lokal topo terletak pada kuadran I atau strategi yang dibuat dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang strategi agresif  yaitu mendorong petani untuk memaksimalkan lahan bawang merah lokal topo sebagai pemasok bahan baku, memberikan penyuluhan secara bertahap kepada petani oleh dinas pertanian, peningkatan kemampuan SDM terhadap teknologi, peningkatan produktivitas melalui intensifikasi dan kualitas bawang merah lokal topo dan pembuatan kebijakan jangka panjang untuk pengembangan bawang merah sebagai varietas unggul lokal Kota Tidore Kepulauan.

    • Munawir MuhammadMunawirMuhammad
    • Ekaria EkariaEkaria
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 22-30
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan mikropropagul rumput laut Kappaphycus alvarezii pada kultur jaringan dengan media yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2017, bertempat di laboratorium Kultur Jaringan Rumput Laut, Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon (BPBLA). Hasil penilitian menunjukkan bahwa pada media PES laju pertumbuhan mikropropagul rumput laut Kappaphycus alvarezii mingguan sebesar (0,354) dan media F2 sebesar (0,225). Nilai rata-rata laju pertumbuhan optimal pada media PES sebesar (0.337) dan pada media F2 sebesar (0,214).

    • Inem OdeInemOde
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 31-37
  • Ekosistem mangrove merupakan daerah yang menjadi rumah bagi berbagai jenis ikan.  Salah satunya adalah ikan Gelodok, dimana sebagai filter feeder di perairan. Analisa data menggunakan data ekologi kelimpahan dan korelasi. Dari hasil penelitian di peroleh jenis ikan gelodok yang ditemukan Boleophthalmus boddarti, Periophthalmus takita, Boleophthalmus pectinirostis dan Scartelaos histophorus. Pada stasiun I kelimpahannya tertinggi jenis pada spesies  Boleophthalmus pectinirostis yakni sebesar 0,9 sedangkan pada stasiun II kelimpahan terbanyak pada spesies Scartelaos histoporus dan Periophthalmus takita sebesar 1,1. Hubungan antara kelimpahan dengan kandungan bahan organik dengan menggunakan analisis uji korelasi menunjukan arah positif artinya nilai bahan organik tinggi maka akan disertai dengan meningkatnya nilai kelimpahan ikan gelodok pada perairan tersebut.

    • Sisca ElvianaSiscaElviana
    • Sunarni SunarniSunarni
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 38-43
  • Penambangan pasir di Pantai Nasai menimbulkan eksternalitas. Bentuk eksternalitas yang paling terlihat adalah kerusakan jalan raya, penurunan produktivitas produk perikanan, dan kerusakan ekosistem hutan mangrove di pesisir pantai. Biaya eksternalitas akibat penggalian pasir sebesar Rp128.109.000.000,00, sementara eksternalitas positif yang diterima masyarakat dari penjualan pasir sebesar Rp Rp25.904.201.428,00. Usulan harga pasir dengan memasukkan biaya eksternalitas dalam harga pasir sebesar Rp391.924,00/m3. Penelitian ini bertujuan (1).Menganalisis kesediaan menerima harga pasir yang terinternalisasi eksternalitas (WTA) dari konsumen pasir, agen pasir dan penjual pasir, (2).Mengestimasi besarnya kesediaan menerima harga pasir yang terinternalisasi biaya eksternalitas dan (3). Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan menerima (WTA). Metodologi yang digunakan yaitu rataan mean WTA, dan analisis regeresi linear berganda untuk menentukan faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam pemberian nilai WTA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebanyak 87% responden bersedia menerima harga pasir yang terinternalisasi biaya eksternalitas dan hanya 13% responden yang tidak setuju. Besarnya biaya WTA bervariasi antara Rp100.000,00 sampai dengan Rp1.300.000,00; dengan mean WTA sebesar Rp527.813,00. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap keputusan nilai WTA adalah status responden sebagai pemilik dusun pasir, konsumen pasir, supir truk dan pemilik truk. Faktor lain seperti tingkat pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, pendapatan, lama usaha, pengetahuan menerima dampak, dan kepuasaan terhadap harga pasir tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan menerima nilai WTA. 

    • Maria Maghdalena Diana WidiastutiMariaMaghdalena DianaWidiastuti
    • Norce MoteNorceMote
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 44-50
  • Keanekaragaman jenis ikan merupakan sumberdaya perairan yang dapat digali terutama jenis-jenis komoditi ekonomi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia karena diperairan umum khususnya didanau hidup berbagai jenis ikan yang merupakan potensi alam yang dapat dimanfaatkan dan sangat potensial untuk dikembangkan terutama melalui usaha budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ikan yang tertangkap di danau Burung dan danau Hanjalutung, kematangan gonad, and hasil tangkapan per satuan usaha penangkapan, menggunakan jarring insang tetap.  Ikan yang tertangkap di Danau Burung dan danau Hanjalutung  dari hasil pengambilan sampel ikan sebanyak 2 (dua) kali sampling pada setiap danau. Tercatat  18 (delapanbelas) spesies ikan yang tergolong dalam 9 (sembilan) famili dengan kelimpahan 323 (tiga ratus duapuluh tiga). Dapat disimpulkan Jaring insang tetap (set gill net ) merupakan alat tangkap yang efektif karena penangkapan memiliki variasi yang tinggi. Catch Per Unit Effort (CPUE) tertinggi ada pada danau Burung yaitu 0,36 Kg / trip.  Nilai TKG ikan yang tertangkap pada pagi  lebih tinggi dari nilai TKG ikan yang tertangkap pada sore. Luciosoma trinema, Cyptopterus micronema, dan Cyclocheilicthys janthochir mewakili spesies ikan yang memiliki panjang tubuh terbesar.

    • Sweking SwekingSweking
    • Anang NajamuddinAnangNajamuddin
    • Firlianty FirliantyFirlianty
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 51-58
  • Moked fish is one of the processed products that can be used as raw material for processing together with the use of combinations and chemicals from fuel  combustion.  This research is to obtain the best time in the process of curing skipjack (Katsowonus pelamis) so that it can produce smoked fish meat with good quality.  The  purpose  of  this  study  was  to  determine  how  long  the  storing  capacity  of  smoked  skipjack  meat  and  its quality.  This study uses microbiological and organoleptic testing, namely to find out the color, taste, texture, aroma,  smell  by  using  statistical  analysis. Based  on  the  results  of  the  organoleptic  test  analysis  on  smoked skipjack meat on color, taste, aroma, appearance, and texture of the five treatments, the smoked fish products can  still  be  accepted  by  the  panelists  while  for  the  2nd  and  3rd day,  fish  meat  which  is  stored  seen  from  the quality  and  quality  and  taste  of  smoked  fish  has  been  contaminated  with  fungi  and  bacteria  on  the  day 4,5,6,7,8, and the 9th can not be consumed anymore, the temperature used for smoked smoked fish is 80-110 oC whereas storage in 4oC freerer and storage of smoked fish for 9 days. Microbiological testing parameters with the results of testing the Total Plate Number (ALT) for samples of smoked skipjack with three analyzes get the first sample with a small value of 31,508 while the second sample with a value of 32,905 and the third one is 35,801 so the small battery is the first sample.

    • Azis HusenAzisHusen
    • Ruslan A. DaengRuslanA.Daeng
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 59-64
  • Everyone has different activities with different risks and often gets injured. Since wound healing process takes time, better handling and alternative medicinal administration are needed to accelerate the health recovery from trauma caused either by sharp or hard materials.  Fish are high nutritive food enriched with minerals, fat, and protein. This study was intended to know the effect of snakehead fish extract on the healing process of white rat (Rattus novergicus). It applied an experimental method with 3 treatments. Results showed that fish pudding added with the snakehead fish extract gave good effect on the acceleration of wound healing process in the white rat.

    • Firlianty FirliantyFirlianty
    • Silvester B. PratasikSilvesterB.Pratasik
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 65-69
  • Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui senyawa kimia kayu Marsegu (Nauclea orientalis L).  Penelitian  ini  dilaksanakan selama 4 bulan di Laboratorium Kimia Universitas Hasanuddin Makassar. Analisis dilakukan menggunakan metode GCMS-Pyrolysis dengan alat kromotografi Shimadzu Pry- GCMS QP2010, sedangkan  bahan utama dalam Penelitian  ini adalah bahan utama satu batang kayu Marsegu (N. orientalis L.) sampel kayu Marsegu yang dipakai diperoleh dari hutan tanaman rakyat. Berumur  ± 7 tahun dengan diameter 35 cm dan tinggi bebas cabang   ±  8m. Hasil penelitian senyawa kimia yang terkandung dalam kayu Marsegu (N. orientalis L)  pada tiga bagian batang yakni pangkal, tengah dan ujung menunjukkan bahwa terdapat senyawa terpenoid yakni jenis triterpenoid, minyak atsiri senyawa golongan fenol jenis fenol sederhana, asam fenolat, tanin dan flavonoid dan berpotensi sebagai tanaman obat.

    • Martini WaliMartiniWali
    • M Saleh TuhareaMSalehTuharea
    • Ningsie Indahsuary UarNingsieIndahsuaryUar
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 70-74
  • Disorders due to iodine deficiency (GAKI) are very serious nutrit ional problems, because they affect the survival and quality of human resources.  The effect that is well known to people due to lack of iodine is goiter, suffering from mental disability, namely midget, mute, deafness, and mental disorders. Central Maluku Regency has a very high IDD prevalence rate, which is 33.39%. The strategy is to reduce the search for local food  alternatives  such  as  seaweed.  Seaweed  contains  high  iodine  and  can  be  consumed  to  prevent  iodine deficiency.  Central  Maluku  Regency  has  abundant  and  high  quality  seaweed,  but  the  level  of  consumption directly by the people as food is still low, thus it is necessary to develop food technology that utilizes seaweed to produce snack / snack products such as cookies. Cookies are generally made from raw flour but can be replaced by  using  sago  flour  which  is  rich  in  carbohydrates  (starch).  The  purpose  of  this  study  was  to  determine  the effect of the type and concentration of seaweed in sago cookies on iodine levels of rats (Rattus norvegicus). The results  showed  that  rats  given  iodine  standard  rations  had  iodine  levels  with  moderate  deficiency,  and  mice given adequate iodine ration had normal iodine levels. The results also showed that the administration of ration cookies containing Sargassum crassifolium 20%, 30%, and 40%, as well as Eucheuma cottonii 30% and 40% could increase rat iodine levels to be optimal. Hypothesis test results showed that the treatment of seaweed type and concentration in the ration of cookies had a significant effect on rat iodine levels. The interaction of types of Sargassum crassifolium 40% was more influential in increasing rat iodine levels. Based on the results of this study it is recommended: Cultivation needs to be developed especially on the types of Eucheuma cottonii and Sargassum crassifoliumin the Central Maluku Regency.

    Disorders due to iodine deficiency (GAKI) are very serious nutrit
    ional problems, because they affect
    the survival and quality of human resources. The effect tha
    t is well known to people due to lack of iodine is
    goiter, suffering from mental disability, namely midget, mute, deafness
    , and mental disorders. Central Maluku
    Regency has a very high IDD prevalence rate, which is 33.39%. The
    strategy is to reduce the search for local
    food alternatives such as seaweed. Seaweed contains high io
    dine and can be consumed to prevent iodine
    deficiency. Central Maluku Regency has abundant and high quality s
    eaweed, but the level of consumption
    directly by the people as food is still low, thus it is necessa
    ry to develop food technology that utilizes seaweed to
    produce snack / snack products such as cookies. Cookies ar
    e generally made from raw flour but can be replaced
    by using sago flour which is rich in carbohydrates (starch). T
    he purpose of this study was to determine the
    effect of the type and concentration of seaweed in sago cookie
    s on iodine levels of rats (Rattus norvegicus). The
    results showed that rats given iodine standard rations had iodi
    ne levels with moderate deficiency, and mice
    given adequate iodine ration had normal iodine levels. The results also
    showed that the administration of ration
    cookies containing Sargassum crassifolium 20%, 30%, and 40%, as we
    ll as Eucheuma cottonii 30% and 40%
    could increase rat iodine levels to be optimal. Hypothesis tes
    t results showed that the treatment of seaweed type
    and concentration in the ration of cookies had a significant effect on
    rat iodine levels. The interaction of types of
    Sargassum crassifolium 40% was more influential in increasing ra
    t iodine levels. Based on the results of this
    study it is recommended: Cultivation needs to be developed especially o
    n the types of Eucheuma cottonii and
    Sargassum crassifolium in the Central Maluku Regency.

    • Zasendy RehenaZasendyRehena
    • Lydia M. IvakdalamLydiaM.Ivakdalam
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 74-80
  • Nutmeg is one of the mainstay potential export commodities of the North Maluku regional government, as a source of economic growth and regional income. To be able to maintain and enhance the role of the processing industry sector in national development, efforts are needed to determine the economic value of processed products. This study aims to analyze the processing of organic nutmeg at Galela Jaya Home Industry in Dokulamo Village, North Halmahera Regency. Analyzing financially organic nutmeg at Galela Jaya Home Industry in Dokulamo Village, North Halmahera Regency, using investment feasibility criteria, namely NPV, B/C ratio, IRR, PBP and  qualitatively using seed processing and nutmeg mace.  Based on the results of the analysis  it  can be said that the seed processing and nutmeg business carried out by the Galela Jaya Home Industry is feasible because it can provide benefits to the company, from the results of the analysis of financial feasibility at an interest rate of 9%, NPV is Rp. The amount of IDR 1 will provide a benefit of IDR 5%. The value of IRR is obtained at a value of Rp 115.16%, and the importance of the criteria for the investment return period (Playback Period) is obtained at Galela Jaya Home Industry for about 1 year.

    Nutmeg is one of the mainstay potential export commodities of t
    he North Maluku regional
    government, as a source of economic growth and regional inc
    ome. To be able to maintain and enhance the role
    of the processing industry sector in national development, efforts are ne
    eded to determine the economic value of
    processed products. This study aims to analyze the processing of organic nut
    meg at Galela Jaya Home Industry
    in Dokulamo Village, North Halmahera Regency. Analyzing financiall
    y organic nutmeg at Galela Jaya Home
    Industry in Dokulamo Village, North Halmahera Regency, using inve
    stment feasibility criteria, namely NPV,
    B/
    C ratio, IRR, PBP and qualitatively using seed processing and nu
    tmeg mace. Based on the results of the
    analysis it can be said that the seed processing and nutmeg
    business carried out by the Galela Jaya Home
    Industry is feasible because it can provide benefits to the c
    ompany, from the results of the analysis of financial
    feasibility at an interest rate of 9%, NPV is Rp. The amount o
    f IDR 1 will provide a benefit of IDR 5%. The
    value of IRR is obtained at a value of Rp 115.16%, and the importanc
    e of the criteria for the investment return
    period (Playback Period) is obtained at Galela Jaya Home Industry for about 1 ye
    ar

    • Linda UmasugiLindaUmasugi
    • Haryati La KamisiHaryatiLaKamisi
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 81-84
  • Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan di Negeri Liang Kec. Salahutu pada bulan Maret hingga April 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi daun dan karakteristik anatomi stomata pada beberapa species tanaman jeruk (Citrus sp).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa, karakteristik morfologi daun pada ke-4 spesies tanaman jeruk yaitu Jeruk manis (Citrus sinensis),  Jeruk nipis (Citrus aurentifolia), Jeruk purut (Citrus hystrix D.C.) dan Jeruk cui (Citrus microcarpa) memiliki perbedaan yang tampak jelas baik pada warna daun, bentuk daun,  permukaan daun, tepi daun (jumlah gerigi) serta ukuran panjang dan lebar daun. Sebaliknya karakteristik anatomi stomata dan sel epidermis pada ke-4 species terutama pada permukaan daun bagian bawah (abaxial) memiliki kesamaan. Bentuk sel epidermis daun dari ke-4 spesies terdiri atas selapis sel dengan bentuk  yang bervariasi antara satu sel dengan sel lainnya, demikian pula pada tipe stomatanya. Tipe stomata pada ke-4 species tanaman jeruk adalah tipe parasitik yaitu setiap sel penjaga bergabung dengan satu atau lebih sel tetangga dengan sumbu membujurnya sejajar dengan sumbu sel penjaga dan apertur.  Sebaliknya kesamaan bentuk sel epidermis dan tipe stomata berbeda dengan hasil analisis kerapatan dan indeks stomata pada ke-4 spesies tanaman jeruk.  Kerapatan dan indeks stomata pada ke-4 spesies tanaman jeruk berbeda nyata antar species bedasarkan hasil uji statistik. Karakteristik anataomi dari bentuk sel epidermis dan tipe stomata inilah yang kemungkinan digunakan dalam sistem taksonomi untuk mengelompokan berbagai species tanaman jeruk dalam takson yang sama.

    • Yati TuasamuYatiTuasamu
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 85-90
  • Kendala budidaya di lahan kering adalah kesuburan tanah yang rendah.  Penggunaan pupuk anorganik/kimia secara intensif dapat menurunkan bahan organik tanah menjadi sangat rendah, selanjutnya menurunkan produksi.  Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi pupuk anorganik + organik yang tepat serta varietas yang dapat beradaptasi dengan baik untuk meningkatkan produksi padi pada kering. Penelitian di lapangan disusun berdasarkan Rancangan Petak Terbagi (Split-plot design) dengan 12 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Sebagai petak utama adalah  kombinasi pupuk (P) yaitu: P1 =100% pupuk anorganik (kontrol), P2= 75 % pupuk anorganik + 25% pupuk organik, P3 =  50% pupuk anorganik + 50% pupuk organik, P4= 25% pupuk anorganik + 75% pupuk organik. Sedangkan perlakuan untuk Anak Petak adalah: Varietas, yaitu : V1  = Inpago 11,  V2  = Limboto, dan V3  = JTLDR-G-416 ( Genotipe ).  Parameter yang diamati meliputi: tinggi tanaman (cm), jumlahanakan maksimum, jumlah anakan produktif, jumlah gabah per malai, persentase gabah hampa (%), berat 1000 butir (g), berat gabah per rumpun (g),  produksi gabah per petak  panen(kg).  Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1. Penggunaan pupuk organik dapat mengurangi pemakaian pupuk anorganik/kimia, pada kombinasi pupuk anorganik 50% + organik 50%, dapat meningkatkan hasil tanaman padi sebesar 23.8% dibandingkan tanpa menambahkan pupuk organik. 2. Varietas Inpago-11 menghasilkan produksi paling tinggi dibandingkan varietas Limboto dan genotipe baru JTLDR-G-416. 3. Varietas Inpago-11 yang diberi pupuk anorganik 50% + organik 50%, dapat menghasilkan gabah sebesar  ±6,0 ton/ha.

    • Gusmiatun GusmiatunGusmiatun
    • Neni MarlinaNeniMarlina
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 91-98
  • Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar produksi, penerimaan, dan pendapatan pada industri kecil gula merah dan menganalisis kelayakan finansial industri kecil gula merah di Desa Tutumaloleo Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera Utara. Metode analisis yang digunakan adalah perhitungan biaya, penerimaan dan pendapatan, serta analisis kelayakan yaitu NPV, IRR, Net B/C ratio, Payback Period dan Break Even Point (BEP). Hasil penelitian menunjukkan produksi gula merah sebesar 6888 bungkus per tahun, penerimaan sebesar Rp 68.880.000 per tahun dan pendapatan sebesar Rp 45,401,130 per tahun. Secara finansial maka industri kecil gula merah di Desa Tutumaloleo layak diusahakan, hal ini ditunjukkan oleh nilai NPV sebesar Rp 218.748.430 (NPV > 0), nilai IRR sebesar 24% jadi lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku, Net B/C ratio sebesar 97 (Net B/C ratio > 1), dan payback period sebesar 0,06 atau 22 hari jadi lebih kecil dari periode investasi, BEP produksi sebesar 180 bungkus, BEP penerimaan sebesar Rp 1.800.473 per tahun, dan BEP harga yaitu Rp 3.409 per bungkus.

    • Yonette Maya TupamahuYonetteMayaTupamahu
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 99-104
  • Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengkaji pengaruh interaksi antara pemberian jarak tanam dan dosis bokashi kotoran sapi terhadap pertumbuhan dan produksi kacang hijau. Selain itu untuk mengkaji pengaruh jarak tanam dan dosis bokashi kotoran sapi secara mandiri yang memberikan pertumbuhan dan produksi kacang hijau terbaik. Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Labone Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara, berada pada ketinggian 70 meter di atas permukaan laut.  Penelitian ini berlangsung selama empat bulan yaitu mulai bulan Nopember 2017 sampai dengan bulan Maret 2018. Penelitan ini disusun berdasarkan Rancangam Acak Kelompok  (RAK) dengan pola Faktorial yang terdiri dari dua faktor.  Faktor pertama adalah jarak tanam (J) yang terdiri atas empat level yaitu jarak tanam 30x20 cm (J1), jarak tanam   30x30  cm (J2), dan jarak tanam 40x30 cm (J3). Faktor ke dua adalah dosis bokashi kotoran sapi (B) yang terdiri atas tiga level perlakuan yaitu tanpa bokashi kotoran sapi (B0), bokashi kotoran sapi dengan dosis 5 ton ha-1 (B1), dan bokashi kotoran sapi dengan dosis 10 ton ha-1 (B2).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa interkasi antara jarak tanam dan dosis bokashi kotoran sapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang tetapi berpengaruh nyata terhadap jumlah polong yang terbentuk, berat 1000 biji kering dan produksi. Perlakuan jarak tanam 30x40 cm (J3) dan dosis bokashi kotoran sapi 10 ton ha-1  (B2) secara mandiri berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah polong yang terbentuk, berat 1000 biji kering dan produksi. Perlakuan jarak tanam 30 x 40 cm (J3) dan dosis bokashi kotoran sapi 10 ton ha-1  (B2) memberikan pertumbuhan dan produksi  kacang hijau  yang terbaik dengan rata-rata produksi biji kering  masing masing  mencapai  2,65 ton  ha-1 dan 3,52 ton  ha-1.

    • Wa Ode AntiWa OdeAnti
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 105-115
  • Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai indeks keanekaragaman jenis-jenis fungi ektomikoriza di bawah tegakan Pinus merkusii di Desa Matarawa. Penelitian ini menggunakan metode survei yaitu secara sensus. Fungi ektomikoriza yang ditemukan di lokasi I yaitu Inocybe sp. 1, Inocybe sp. 2, Inocybe sp. 3, Inocybe sp. 4, dan Russula sp. 1. Fungi ektomikoriza yang hanya dapat ditemukan di Desa Matarawa lokasi II yaitu Inocybe sp. 5, Russula sp. 2 dan Amanita sp. 1. Fungi ektomikoriza yang hanya dapat ditemukan di Desa Matarawa lokasi III yaitu Amanita sp.2. Terdapat perbedaan nilai indeks keanekaragaman di ketiga lokasi penelitian, lokasi I yaitu 1,209, lokasi II yaitu 0,765, sedangkan nilai 0,00 berasal dari lokasi III. Nilai yang ada menunjukkan nilai yang rendah dan sangat rendah.

    • Wa Ode Ernawati MarfiWa OdeErnawatiMarfi
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 116-123
  • Jam is part of one of the food ingredients that tastes very sweet and can be made from various types of fruits, such as banana, pineapple, apple, strawberry, blueberry, apricot and grape jams. The sweet taste is due to the addition of white crystalline sugar in the product which shows its characteristic as jam. Various opinions of experts have stated that jam can be made from various kinds of fruit but no one has mentioned tubers or legumes or secondary crops. One of the most possible palawija plants is peanuts which have the potential to be used as ingredients for jam production. The purpose of this study was to determine the effect of variations in sugar concentration on the quality of peanut butter, especially on organoleptic parameters and is expected to provide new information about differences in sugar concentrations in peanut butter. This study used an experimental method, Completely Randomized Design (CRD) consisting of one factor with 5 (five) treatments and 3 (three) replications, so that there were 15 treatment units. Parameters observed include analysis of organoleptic properties of jam products such as color, taste, aroma and texture.

    • Mustamina Anwar MasukuMustaminaAnwarMasuku
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 124-132
Back to Top page ⤴
Nature Briefing

Sign up for the Nature Briefing newsletter — what matters in science, free to your inbox daily.

Get the most important science stories of the day, free in your inbox. Sign up for Nature Briefing