Skip to Main Content

Sangia Advertisement

Selected articles from this journal and other medical research on Novel Coronavirus (SARS-CoV-2) and related viruses are now available for free on ScienceDirect – start exploring directly or visit the Elsevier Novel Coronavirus Information Center

Volume 13 Issue 1, May 2020

Credit cover image by: Rochmady

Research Article(17 articles)

  • Penelitian ini menganalisis pengelolaan sumber daya manusia pada PT. XYZ. Perusahaan ini bergerak dalam  usaha agribisnis budidaya ikan sidat yang terintegrasi sampai pengolahan. Sebahagian besar produk (70%) diekspor terutama ke Korea Selatan. Perusahaan menghadapi permasalahan diantaranya pengelolaan SDM, yakni  belum sesuai dengan kualifikasi  tenaga kerja yang profesional, serta belum optimalnya stratragi untuk mengoptimalkan  kemampuan yang dimiliki. Tujuan penelitian ini adalah (i) mengetahui kualifikasi dan kopetensi sumber daya manusia profesional yang bekerja di PT.XYZ. (ii) mencari  alternatif dan prioritas strategi yang dapat diterapkan pada perusahaan PT. XYZ dalam mengelola SDM. Responden dalam penelitian ini merupakan informan kunci yang berperan sebagai expert adjusment. Responden dipilih secara sengaja dengan menetapkan kriterianya yaitu orang-orang yang mengetahui permasalahan secara profesional dan memiliki keilmuan yang atau pengalaman yang relevan. Teknik pengambilan sampling dilakukan secara porposive. Hasil kajian menunjukkan bahwa karyawan  yang  profesional sesuai dengan tingkat pendidikan sebanyak 26%  mereka adalah  karyawan tetap dan  yang tidak profesional sebanyak 64% mereka semua adalah karyawan kontrak. Kesesuaian  kualifikasi SDM profesional  berdasarkan pendidikan sarjana sebanyak 12% dan tidak sesuai dengan kualifikasi sebanyak 87%. Strategi alternatif sebagai prioritas yang dapat diterapkan dalam  pengelolaan SDM yaitu meningkatkan disiplin, kemampuan memimpin dan sikap melayani.

    • Yodfiatfinda YodfiatfindaYodfiatfinda
    • Seli Andika PingkiSeli AndikaPingki
    • Muhammad KarimMuhammadKarim
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 1-8
  • Perikanan selat Sunda termasuk kegiatan perikanan skala kecil (<10 GT) dan skala besar (>10 GT) yang masih menerapkan sistem bagi hasil dari pendapatan.  Untuk itu perlu ditentukan tingkat pendapatan yang diperoleh sebagai bagian dari usaha penangkapan.  Penelitian yang dilakukan di Selat Sunda Labuan dan Lempasing untuk menjawab besaran pendapatan yang diperoleh.  Hasil menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh relative sama antara < 10 GT dan > 10 GT.  Secara umum terlihat risiko penangkapan terhadap pendapatan masih tinggi saat musim panceklik. Untuk itu diupayakan 40 persen dari kelebihan pendapatan dari kebutuhan dipergunakan untuk menabung agar nelayan tetap memperoleh manfaat saat musim panceklik.

    • Yonvitner YonvitnerYonvitner
    • Hanif WafiHanifWafi
    • Gatot YuliantoGatotYulianto
    • Mennofatria BoerMennofatriaBoer
    • Rahmat KurniaRahmatKurnia
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 9-16
  • Saat ini di Halmahera Utara petani sedang mengikuti program alih teknologi pertanian khususnya tanaman hortikultura.  Salah satu tanaman hotikultura yang dibudidayakan adalah kubis, akan tetapi dalam peningkatan produksi kubis mengalami permasalah organisme penggangu tanaman (OPT).  Spodoptera litura (F.) merupakan salah satu hama yang menyerang kubis. Serangan hama tersebut dapat menyebabkan kerusakan hingga 90 persen jika tidak dikendalikan. Salah satu cara mengurangi masalah akibat penggunaan insektisida sintetik yaitu perlu dikembangkan sarana pengendalian yang efektif dan ramah lingkungan  dengan menggunakan insektisida yang berasal dari tumbuhan (insektisida nabati).  Berdasarkan hal ini dilakukan penelitian mengenai efektivitas ekstrak buah bitung (Barringtonia asiatica L. ) terhadap hama Spodoptera litura F. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).  Perlakuan adalah konsentrasi ekstrak yaitu 10 persen, 20 persen, 30 persen, 40 persen, 50 persen, dan kontrol. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengendalian S. litura dengan menggunakan ekstrak B. Asiatica efektif.  Rata- rata mortalitas menunjukan hasil presentasi yang sangat baik.  Mortalitas tertinggi 84,25 persen ditemukan pada konsentrasi ekstrak 50 persen., dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah efektif dalam mengendalikan larva S. litura. Saran perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efektifitas ekstrak  buah bitung dalam mengendalikan hama lain pada tanaman kubis bahkan hama pada tanaman sayuran lainnya.

    • Nonice ManikomeNoniceManikome
    • Ariance Yeane KastanjaArianceYeaneKastanja
    • Zeth PattyZethPatty
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 17-22
  • Tiga dari enam jenis penyu di Indonesia yaitu; Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) dan Penyu Abu-abu (Lepidocheys olivacea) dapat ditemukan di Pulau Meti. Ketiga jenis penyu ini dapat ditemukan pada 2 lokasi yang berbeda di pulau ini pada akhir bulan Maret hingga Juni setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Pulau Meti terhadap larangan dan pelestarian penyu. Penelitian dilakukan selama bulan Juni 2019 di Pulau Meti sebagai lokasi peneluran dan penetasan penyu. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pemilihan responden untuk wawancara dilakukan secara purposif (Purposive Sampling) yang difokuskan pada kelompok nelayan. Jumlah responden sebanyak 30 orang, data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 42.15% responden mengetahui tentang larangan penangkapan penyu dan pengambilan telur penyu oleh pemerintah, namun masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi. 31.40% dari responden mengaku tidak peduli dengan larangan pemerintah.  15.7% responden tidak tahu tentang larangan eksploitasi penyu, 8.26% responden pernah dengar tentang larangan eksploitasi penyu, 2.48% responden baru tahu tentang larangan eksploitasi penyu menunjukkan masih kurangnya sosialisasi tentang larangan ini kepada masyarakat. 55.71% responden sangat setuju dan 2.86% setuju pelestarian penyu perlu lebih diperhatikan, 11.9% responden tidak setuju untuk dilakukan pelestarian penyu sedangkan 21.9% responden tidak peduli tentang pelestarian penyu. Sikap masyarakat “asal tidak ada yang tahu”, “asal tidak ada yang lapor”, “asal petugas tidak tahu” harus diubah. karena itu, kegiatan sosialisasi dan monitoring serta penerapan sanksi perlu dilakukan bagi yang melanggar peraturan.

    • Sophia N. M. FendjalangSophiaN. M.Fendjalang
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 23-28
  • Pola sebaran spesies-spesies moluska di hutan mangrove menunjukkan adanya suatu zonasi. Moluska mangrove dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu: moluska pengunjung, fakultatif dan asli. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji distribusi vertikal moluska dan keanekaragaman jenis, dominansi jenis, kemerataan jenis dan kesaman komunitas moluska hutan mangrove di Gugusan Pulau Sidangoli Kabupaten Halmahera Barat. Pengambilan moluska  menggunakan metode transek kuadrat. Transek ditarik secara horizontal sejajar garis pantai berdasarkan zonasi hutan mangrove yaitu zona bagian depan (ZBD), zona bagian tengah (ZBT) dan zona bagian belakang (ZBB). Hasil penelitian diperoleh distribusi vertikal moluska pada Zonasi Bagian Depan (ZBD) memiliki keanekaragaman jenis moluska lebih tinggi dan terendah di Zona Bagian Belakang (ZBB). Struktur komunitas moluska untuk semua stasiun penelitian memiliki keanekaragaman jenis tergolong sedang, tidak ada jenis yang dominasi dan penyebaran jenis moluska sangat merata.

    • Said HasanSaidHasan
    • Rugaya H SeroseroRugayaHSerosero
    • Salim AbubakarSalimAbubakar
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 29-37
  • Potensi perikanan yang melimpah di Halmahera Utara menjadi kekuatan besar bagi masyarakat nelayan untuk memanfaatkan laut sebaik mungkin khususnya pada sektor perikanan tangkap untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mensejahterakan kehidupan masyarakat nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi sosial dan ekonomi masyarakat nelayan dengan menggunakan analisis deskriptif dan Nilai Tukar Nelayan (NTN). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial masyarakat nelayan Desa Efi-Efi masih rendah, tergambar dari pendidikan formal nelayan yang rendah. Rata-rata distribusi Nilai Tukar Nelayan masyarakat nelayan Desa Efi-Efi di atas angka satu yaitu nelayan yang memiliki NTN di bawah angka satu mulai dari 0,94-0,99 sebanyak 3 orang, NTN yang berada di sekitar atau di atas angka satu mulai dari 1,08-3,31 sebanyak 37 orang sehingga disimpulkan bahwa nelayan mempunyai tingkat kesejahteraan cukup baik untuk memenuhi kebutuhan subsistennya dan mempunyai potensi untuk mengkonsumsi kebutuhan sekunder atau kebutuhan tersier maupun menabung

    • Femsy KourFemsyKour
    • Febrina Olivia AkerinaFebrinaOliviaAkerina
    • Zakarias DilagoZakariasDilago
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 38-45
  • Bulu babi (echinoidae) adalah salah satu sumberdaya perikanan bernilai ekonomis penting dengan permintaan pasar yang cukup tinggi di Asia, Eropa dan Amerika.  Permintaan pasar akan sumberdaya ini dari tahun ke tahun semakin meningkat, akibatnya tingkat pemanfaatan dipacu untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Metode pemanfaatan yang banyak dilakukan masyarakat adalah pengambilan hasil produksi dari alam. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa kepadatan, , Potensi/kelimpahan, frekuensi kehadiran, dan indeks ekologi serta mengkaji kondisi kualitas perairan Dusun Pelita Jaya dan Pulau Osi seperti suhu, salinitas, dan kecepatan arus. Untuk pengambilan sampel digunakan metode transek linier kuadrat dengan jarak transek 50 meter dan jarak antara kuadrat pengamatan 10 meter. Dari hasil penelitian ini maka didapatkan hasil yaitu bulu babi di Pelita Jaya terdiri atas tiga spesies, sedangkan di Pulau Osi  lima spesies. Kepadatan dan frekuensi kehadiran tertinggi di Pelita Jaya diwakili oleh spesies Tripeneustes gratilla, sedangkan Pulau Osi diwakili oleh Diadema setosum. Potensi/kelimpahan bulu babi di Pelita Jaya sebesar 33.033 individu, sedangkan di Pulau Osi sebesar 74.240 individu.  Dari nilai indeks ekologi maka dapat dinyatakan bahwa keragaman di kedua lokasi berada pada kategori sedang, dengan dominasi spesies yang rendah , serta  keserasian spesies bulu babi di dalam komunitasnya berada pada keadaan berimbang (Steady State). Parameter kualitas air (suhu, salinitas, dan kecepatan arus) sesuai untuk pertumbuhan bulu babi di Pelita Jaya dan Pulau Osi.

    • Yona A. LewerissaYonaA.Lewerissa
    • Degen E. KalayDegenE.Kalay
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 46-53
  • Pulau Pasir Timbul merupakan lokasi peneluran 3 jenis penyu yaitu Chelonia mydas, Eretmochelys imbricata dan Lepidocheys olivacea. Keberadaan penyu untuk bertelur selalu mendapat ancaman dari luar, baik dari manusia atau alami berupa predator dan lingkungan yang mempengaruhi penyu menuju lokasi peneluran. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi perubahan rona lingkungan peneluran adalah gelombang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan seperti gelombang sebelum musim peneluran penyu terhadap rona pantai dan tingkah laku peneluran di pulau Pasir Timbul. Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan melakukan pengamatan terhadap gelombang laut, rona pantai dan tingkah laku peneluran penyu. Pengamatan gelombang dilakukan pada musim barat sebelum musim peneluran dengan membagi lokasi menjadi 4 transek sesuai arah mata angin. Pengamatan rona pantai dan tingkah laku peneluran penyu dilakukan pada saat musim peneluran pada bulan april  sampai mei. Hasil analisa energi gelombang pada pulau Pasir Timbul memiliki energi gelombang tinggi pada T2 berkisar antara 211,07–1332,09 joule/m2. Energi gelombang yang besar dipengaruhi oleh tiupan angin yang berhembus pada saat musim barat. Besarnya energi gelombang pada T2 mengakibatkan perubahan garis pantai, dimana mengalami abrasi hingga daerah vegetasi dengan kemiringan mencapai 90o. Penyu yang muncul pada bagian barat pulau terhalang (barrier) untuk mencapai lokasi peneluran, perubahan rona pantai ini berdampak pada tingkah laku penyu untuk mencapai lokasi peneluran. Besarnya energi gelombang yang terjadi  selama musim barat pada lokasi T2, menjadi penyebab perubahan rona pantai dan tingkah laku peneluran penyu pada bagian barat pulau. Perlu melakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh musim timur terhadap perubahan rona pantai pulau.

    • Krisostomus RupiluKrisostomusRupilu
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 54-59
  • Ikan tuna adalah jenis ikan dengan kandungan protein yang tinggi dan lemak yang rendah. Ikan tuna mengandung protein antara 22,6 - 26,2 g/100 g daging. Lemak antara 0,2 - 2,7 g/100 g daging. Di samping itu ikan tuna mengandung mineral, kalsium, fosfor, zat besi dan sodium, vitamin A (retinol), dan vitamin B (thiamin, riboflavin dan niasin). Salah satu pengolahan tradisional ikan tuna adalah pembuatan kerupuk ikan tuna, produk olahan ini sangat digemari oleh masyarakat. Karena memiliki nilai ekonomi, maka produk olahan ini perlu diteliti, untuk mengetahui total kepadatan koloni bakteri, mengetahui jenis-jenis bakteri pada kerupuk ikan tuna dan mengetahui cita rasa kerupuk tuna dengan metode uji organoleptik, yaitu tekstur, aroma, warna dan rasa. Penelitian ini menggunakan metode eksporatif, dengan teknik pengambilan sampel dilakukan secara langsung pada tempat pengolahan yaitu di Kelurahan Toboko dan Akehuda Kota Ternate. Hasil  penelitian  menunjukan  bahwa jumlah total koloni bakteri tertinggi adalah 3.1 × 103 CFU/gram pada sampel A dan adalah 0.5 × 106 CFU/gram pada sampel A dan B. Hasil indentifikasi bakteri ditemukan 3 (tiga) jenis Microccus, Bacillus, dan Stapylococcus. Sedangkan rata-rata hasil analisis organoleptik adalah; warna 1-9, aroma 6.52-7.79, tekstur 7.63 dan rasa adalah 7.41-8.11.

    • M. Janib AchmadM.JanibAchmad
    • Darmawaty DarmawatyDarmawaty
    • Nursanti AbdullahNursantiAbdullah
    • Ardan SammanArdanSamman
    • Iswar ToloriIswarTolori
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 60-68
  • This study aims to know the potential of collagen mask of nile tilapia scale and Dayakness onion. It was an experimental study with 3 treatments of different ethanol concentrations (50%, 70%, 90%). Data are presented. Data collection covered phytochemical tests, water content, ash, and pH. Results showed that the collagen mask of nile tilapia scale and Dayakness onion positively contained alkaloid, saponin, tannin, and flavonoid. These compounds reflect that collagen of Dayakness onion and nile tilapia scale is potential to use as face mask that could overcome face problem, such as acne. The collagen mask has pH of 6, consistent with that of SNI for facial beauty product. The nile tilapia scale and Dayakness onion have good potential for mask. The ethanol used for solvent yielding the highest collagen was recorded in 90% ethanol.

    • Firlianty FirliantyFirlianty
    • Elita ElitaElita
    • Anang NajamuddinAnangNajamuddin
    • Rario RarioRario
    • Panca Ajura PurbaPancaAjuraPurba
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 69-74
  • Pemanenan parsial pada budidaya udang vaname telah banyak dipraktikkan oleh para petani. Pemanenan parsial telah terbukti secara praktis dapat menghasilkan panen yang lebih banyak dibandingkan dengan pemanenan tunggal. Namun untuk menentukan waktu pemanenan parsial, para petani masih menggunakan perkiraan atau kebiasaan. Melalui penelitian ini akan dibuat suatu model pertumbuhan biomassa nonlinier dari budidaya udang vanami yang selanjutnya dapat digunakan untuk memprediksi waktu pemanenan yang menghasilkan biomassa maksimal. Dalam artikel ini digunakan data sekunder yang diolah menggunakan software MAPLE. Menggunakan persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy, penelitian ini menunjukkan bahwa pemanan parsial mampu menunjukkan hasil 78% lebih banyak dibandingkan dengan sistem pemanenan tunggal. Model pertumbuhan biomassa yang telah dikonstruksi dipengaruhi oleh beberapa parameter yaitu A, M, L, W_, k, t_0

    • Aris AlfanArisAlfan
    • Fitroh ResmiFitrohResmi
    • Slamet IfandiSlametIfandi
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 75-82
  • Asap cair mempunyai sifat anti bakterial sehingga bahan makanan dapat bertahan lama tanpa membahayakan konsumen. Pengawetan dengan asap cair mampu memberikan karakteristik berupa aroma, warna dan rasa yang spesifik pada produk yang dihasilkan.  Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah tempurung, sabut kelapa dan kayu mangrove. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan asap cair menggunakan perlakuan tempurung kelapa, sabut kelapa dan kayu mangrove dan dilanjutkan dengan uji organoleptik meliputi atribut  kenampakan, rasa, warna dan tekstur produk ikan asap.  Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif dengan terhadap perlakuan ikan cakalang  dengan menggunakan asap cair.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asap cair dengan perlakuan tempurung kelapa lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya dengan nilai tertinggi pada semua parameter yang meliputi (kenampakan, rasa, warna dan tekstur) secara berurutan adalah ( 5,92; 6,04;6,4;5,92 dan 6,24) sedangkan perlakuan lainnya dengan nilai yang lebih rendah.

    • Dr. Ahmad TalibDr. AhmadTalib
    • Sukrianto GunawanSukriantoGunawan
    • Azis HusenAzisHusen
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 83-90
  • Penelitian dilakukan di Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian bertujuan untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk pengembangan vegetasi hutan di kecamatan Tinanggea kabupaten Konawe Selatan, dan untuk menentukan rekomendasi untuk perencanaan penggunaan lahan dan strategi untuk mengembangkan vegetasi hutan di kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian dilakukan dari Juli hingga Desember 2016. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data demografi sekunder dikumpulkan dari BPS Tinanggea dan lembaga terkait, serta dari laporan sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini. Data primer dikumpulkan dari survei tanah di lapangan, analisis laboratorium, analisis kesesuaian lahan, dan arah penggunaan lahan. Kelas terbaik dari kesesuaian lahan aktual untuk pengembangan tanaman hutan termasuk teak dan akasia, dan sengon. Kelas potensial lahan terbaik yang cocok untuk pengembangan tanaman hutan adalah jati dan sengon. Arahan untuk pengembangan tanaman hutan adalah: SPL 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 20, 21, 22, 23, 25, 26, dan 27 (sengon), SPL 7, 8, 9, 11, 16, 17, 18, 19, 24, 28, 29, 30, 31 (jati) dan 13, 14, 15 (sengon, jati). Strategi pengembangan tanaman hutan di Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan dapat dilakukan dengan meningkatkan kemandirian petani, pengembangan kemitraan, pengembangan kelompok tani, peningkatan keterampilan sumber daya manusia, demplot yang lebih intensif, dan peningkatan pemanfaatan teknologi melalui pengembangan dan perluasan.

    • Ahmad SabirAhmadSabir
    • Rochmady RochmadyRochmady
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 91-101
  • This study aims to describe the forms and levels of participation at the planning, implementation, enjoying the results and evaluation of tourism development programs, by describing the process of forming participation and the process of transitioning participation forms from individual level (tourism entrepreneurs) to communities (Tourism Aware Groups), from the level individuals become organizations (Village-Owned Enterprises), as well as from the community level into tourism organizations and the process of organizing individuals, groups and organizations to reach the stage of public power (citizen power) in each stage of development (planning, implementation, enjoying the results and evaluation) at the destination tour of Natsepa Suli Beach, Central Mollucas Regency. This research will use qualitative research methods, to describe community participation in planning, implementing, enjoying the results and evaluating tourism development programs. Data collection techniques in this study used in-depth interviews (in-depth interviews), observation and document study. In addition, the Researcher organized a Focus Group Discussion (FGD) to discuss matters related to tourism development issues as well as related to factors supporting and inhibiting participation. Thus, it is expected that with the participation of the community in the tourism planning process, it can provide an opportunity for the community to express ideas and expectations related to tourism development so that the tourism development program implemented is able to answer the needs of the local community, and it is hoped that the results of this study can be accepted published in the National Journal.

    • Lucas P. MolleLucasP.Molle
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 102-107
  • Penelitian ini dilaksanakan di Unit Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate pada bulan Mei  2020, dengan metode observasi dan wawancara langsung dengan penjual ikan di TPI Higienis, nelayan yang mendaratkan ikan dan pihak PPN Ternate. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini analisis deskriptif  dengan penyajian data dalam bentuk grafik, tabel, presentase, frekuensi, diagram, grafik, mean, modus untuk mengkaji jenis ikan, jumlah produksi ikan, nilai jual dan distribusi daerah penangkapan ikan yang dipasarkan pada Unit Tempat Pelelangan Ikan Higienis. Hasil penelitian didapat bahwa jenis ikan pelagis dipasarkan di TPI Higienis PPN Ternate didominasi oleh ikan cakalang, ikan layang, ikan madidihang, ikan tongkol dan ikan kembung, dengan daerah penangkapan ikan yang di daratkan di PPN Ternate adalah daerah Ternate, Tidore, Makian, Kayoa dan Bacan. Jumlah produksi total pada tahun 2018 adalah sebesar 4.605.737 ton dengan nilai jual perjenis ikan pelagis berkisar antara Rp. 10.000-20.000 per kg.

    • Umar TangkeUmarTangke
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 108-118
  • Penelitian ini bertujuan untuk: mengkaji kondisi manajemen usaha bagan, menganalisis penerimaan usaha dan pendapatan nelayan pemilik, menganalisis kelayakan usaha bagan, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usaha bagan, dan merumuskan strategi pengembangan usaha bagan di Desa Sathean, Kecamatan Kei Kecil.  Metode yang digunakan terdiri atas survey descriptive (deskriptif survei)dansurvey explanatory (eksplanasi survei). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa, manajeman usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap bagan yang telah berjalan dengan baik adalah manajemen produksi dan manajemen pemasaran, sedangkan manajemen permodalan masih sulit untuk dijalankan. Pendapatan nelayan pemilik usaha bagan di Desa Sathean, Kecamatan Kei Kecil dengan rata-rata 264 trip adalah Rp 282.120.000,- hingga Rp 815.996.000,- atau rata-rata Rp 355.458.000,- tiap unit usaha. Usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap bagan di DesaSathean layak untuk diusahakan. Faktor-Faktor yang mempengaruhi produksi usaha bagan adalah frekuensi melaut, biaya operasional, waktu/lama melaut, dan umur. Strategi pengembangan usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap bagan di desa Sathean Kecamatan Kei Kecil Kebupaten Maluku tenggara, meliputi: 1). Pengembangan usaha bagan kepada lembaga pemberi kredit untuk menambah modal usaha; 2). Program kebijakan yang diarahkan pada pengembangan teknologi dan jumlah alat tangkap bagan; 3). Pelaksanaan penelitian yang diarahkan pada peningkatan hasil tangkapan usaha, pengelolaan permodalan, ketidak efisiensi penggunaan biaya opersional dan waktu melaut serta pengembangan pemasaran hasil tangkapan bagan; dan 4) Peningkatan fungsi manajemen produksi, yakni mengefisiensikan penggunaan biaya operasional dan waktu melaut, dan manajemen pemasaran.

    • Abu Samad SerangAbuSamadSerang
    • Yoisye LopulalanYoisyeLopulalan
    • Hurip PratomoHuripPratomo
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 119-126
  • Penelitian ini bertujuan untuk menilai status keberlanjutan pembangunan pulau kecil untuk kepentingan pariwisata bahari di Pulau Benan dan Pulau Abang, Kepulauan Riau. Modifikasi dari kombinasi metode Rapsmile dan Rapbeachtour menghasilkan Rapsmiletourman yang berbasis metode Rapfish telah digunakan dalam kajian ini. Modifikasi metode dimaksudkan untuk melengkapi metode sebelumnya agar dihasilkan metode yang memiliki kekhususan dalam menilai pembangunan pulau-pulau kecil yang berorientasi spesifik pada kepentingan pariwisata bahari. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembangunan pulau kecil di Pulau Benan untuk kepentingan pariwisata bahari berada dalam status cukup berkelanjutan sementara Pulau Abang masih berada dalam status kurang berkelanjutan. Berdasarkan indikator (atribut) dari lima dimensi yang dipertimbangkan, dimensi teknologi dan kelembagaan di kedua pulau memberikan peran yang besar dalam membentuk indeks keberlanjutan pembangunan pulau.

    • Dony ApdillahDonyApdillah
    • Setyo Budi SusiloSetyoBudiSusilo
    • Rika KurniawanRikaKurniawan
    • Viktor AmrifoViktorAmrifo
    Research Article Open Access
    Vol 13, No 1, P: 127-138
Back to Top page ⤴
Nature Briefing

Sign up for the Nature Briefing newsletter — what matters in science, free to your inbox daily.

Get the most important science stories of the day, free in your inbox. Sign up for Nature Briefing