Anita Padang

Anita  Padang

Anita Padang

Author Profile

Universitas Darusallam Ambon, Indonesia

Email: Not available

Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan

Production and hosting by Sangia Research Media & Publishing

Sangia Research Media and Publishing

orcid ORCID $author->getData('orcid')|escape

sinta Sinta: Science And Technology Index Academic Profile by RISTEK/BRIN Indonesia

Scopus ID $author->getData('fax')|escape

Want to publish with Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan? Submit your Manuscript online.

Submit paper
  • Teripang merupakan salah satu kelas dari filum Echinodermata, dimana tubuh teripang bertekstur lunak, berdaging, berbentuk silindris memanjang seperti ketimun sehingga hewan ini sering disebut ketimun laut. Teripang merupakan organisme bentos yang cara makannya deposit feeding yaitu mengkonsumsi makanan yang tersimpan atau terdeposit dalam sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis makanan dalam lambung teripang sehingga dapat diaplikasikan dalam usaha pemeliharaan teripang. Penelitian dilakukan dengan mengkoleksi sampel teripang secara bebas pada perairan intertidal Desa Suli pada bulan Maret 2014, kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi jenis makanan dalam lambung teripang pada laboratorium biologi Universitas Darussalam Ambon pada bulan April 2014. Hasil penelitian terhadap 26 ekor teripang yang terdiri dari 6 jenis yaitu Holothuria scabra, Holothuria atra, Holothuria nobilis, Holothuria axiologa, Bohadschia marmorata dan Bohadcshia graeffei, ditemukan adanya komposisi makanan dalam lambung teripang yaitu fitoplankton dan zooplankton. Komposisi terbesar dalam lambung teripang adalah fitoplankton kelas Diatom/Baccilariophyceae sebesar 56% yang terdiri dari 23 genus.

    • Anita PadangAnitaPadang
    • Erika LukmanErikaLukman
    • Madehusen SangadjiMadehusenSangadji
    Research Article Open Access
    Vol 7, No 2, P: 26-30
  • Rotifer merupakan kelompok zooplankton yang mempunyai peran penting sebagai pakan hidup bagi berbagai jenis ikan yang dibudidayakan. Dalam kegiatan budidaya, kultur rotifer merupakan kegiatan yang sangat penting, dimana dalam kegiatan tersebut dapat menggunakan pakan buatan maupun pakan alami fitoplankton. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui jenis pakan fitoplankton yang tepat  terhadap kepadatan rotifer Brachionus plicatilis. Penelitian yang dilaksanakan pada bulan Desember 2010 di Laboratorium Pakan Alami Balai Budidaya Laut Ambon dimana bibit rotifer Brachionus plicatilis ditebarkan ke dalam wadah kultur yang telah steril dengan kepadatan awal 10 ind/ml, kemudian diberi aerasi. Selama 14 hari pemeliharaan rotifer Brachionus plicatilis diberikan pakan alami fitoplankton jenis Chlorella sp, Cocolithophore sp dan Tetraselmis sp. Kepadatan Brachionus plicatilis dengan pakan fitoplankton jenis Tetraselmis sp dan Cocolithophore sp mencapai puncak kepadatan tertinggi pada hari kedelapan sedangkan Chlorella sp lebih lambat yaitu pada hari keduabelas. Tetraselmis sp memberikan kepadatan tertinggi yaitu sebesar 247 ind/ml, Cocolithophore sp sebesar 66 ind/ml dan Chlorella sp sebesar 147 ind/ml.

    • Anita PadangAnitaPadang
    • La RajakuLaRajaku
    • M. SangadjiM.Sangadji
    Research Article Open Access
    Vol 6, No 2, P: 44-48
  • Fitoplankton merupakan pakan alami yang baik bagi larva ikan pada fase awal pengenalan makanan dan zooplankton. Salah satu jenis fitoplankton yang dibudidayakan sebagai pakan alami yaitu Coccolithophore sp, dimana pertumbuhan Coccolithophore sp dipengaruhi oleh salinitas, pH, suhu dan kepadatan inokulum. Inokulum adalah bibit kultur yang diperoleh dari stok bibit atau sering disebut stok starter tujuan penelitian adalah untuk mengamati pertumbuhan Coccolithophore sp dalam wadah terkontrol dengan kepadatan inokulum yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 di Laboratorium Pakan Alami Balai Budidaya Laut Ambon, dengan tiga perlakuan kepadatan inokulum yaitu: 1,6-2,2x106 sel/ml (A), 2,3-2,7x106 sel/ml (B) dan 2,8-3,2x106 sel/ml (C). Perhitungan kepadatan dilakukan setiap 24 jam selama 14 hari dengan menggunakan miksrokop NIKON SF pada pembesaran 400x. Hasil penelitian memperlihatkan perbedaan kepadatan sel serta waktu pencapaian puncak pertumbuhan, dimana perlakuan  A dan B menggalami puncak pertumbuhan pada hari kesebelas dengan kepadatan sel pada perlakuan A sebesar 72,07 x106 sel/ml  dan perlakuan B sebesar 63,36 x106 se/ml sedangkan perlakuan C mencapai puncak pertumbuhan pada hari kesepuluh sebesar 51,69 x106 sel/ml.

    • Anita PadangAnitaPadang
    Research Article Open Access
    Vol 6, No Supplement, P: 33-38
  • Brachionus plicatilis merupakan jenis zooplankton yang berperan penting sebagai pakan hidup bagi berbagai jenis ikan yang dibudidayakan. Keunggulan Brachionus plicatilis sebagai pakan adalah ukurannya kecil (150-220 µm), berenang lambat sehingga mudah dimangsa oleh larva, waktu kultur relatif singkat, laju reproduksi tinggi, kandungan gizi cukup tinggi serta dapat diperkaya dengan asam lemak dan antibiotik. Ragi merupakan jenis pakan alternatif bagi Brachionus plicatilis yang umumnya digunakan apabila kultur fitoplankton tidak mencukupi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pakan ragi metode tetes yang terbaik untuk kepadatan Brachionus plicatilis dan dilaksanakan pada bulan September 2014, di Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Penelitian ini menggunakan RAL yang terdiri dari tiga perlakuan dosis ragi yaitu A=0,3 gram, B=0,6 gram dan C= 0,9 gram dengan kepadatan awal Brachionus plicatilis sebanyak 50 ind/ml setiap perlakuan. Setiap perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Hasil penelitian mendapatkan puncak kepadatan Brachionus plicatilis terjadi pada hari kedelapan yaitu dosis 0,9 gram dengan kepadatan sebesar 102 ind/ml, dosis 0,6 gram dengan kepadatan 52 ind/ml dan dosis 0,3 gram dengan kepadatan 29 ind/ml. Analisa statistik mendapatkan dosis ragi 0,9 gram memberikan pertumbuhan yang lebih baik bagi Brachionus plicatilis. Parameter lingkungan mendukung pertumbuhan Brachionus plicatilis.

    • Anita PadangAnitaPadang
    • Rochman SubiyantoRochmanSubiyanto
    • Marwa MarwaMarwa
    • Fira AdityaFiraAditya
    Research Article Open Access
    Vol 10, No 2, P: 22-28
  • Dunaliella sp  merupakan fitoplankton yang kaya akan kandungan β-karotin dan gliserol. Saat ini Dunaliella sp dibudidayakan sebagai sumber pakan bagi ikan. Salah satu parameter lingkungan yang menunjang pertumbuhan Dunaliella sp adalah intensitas cahaya. Dalam kultur skala laboratorium cahaya matahari dapat diganti dengan cahaya lampu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan Dunaliella sp skala laboratorium dengan intensitas cahaya yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pakan Alami  Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Ambon pada bulan Juli 2013. Penelitian menggunakan tiga perlakuan cahaya lampu TL yaitu cahaya 20 watt, 40 watt dan 60 watt. Setiap perlakuan diberikan bibit Dunaliella sp dengan kepadatan awal 820.000 sel/ml. Perhitungan kepadatan dilakukan setiap 24 jam selama 21 hari. Kultur pada ketiga perlakuan menunjukan adanya perbedaan dalam pencapaian puncak pertumbuhan. Dimana terjadi tiga kali puncak pertumbuhan pada ketiga perlakuan. Puncak  pertumbuhan pertama ketiga perlakuan terjadi pada hari yang sama yaitu hari keempat, sedangkan puncak pertumbuhan kedua lebih cepat terjadi pada cahaya 60 Watt dan puncak pertumbuhan ketiga pada cahaya 40 Watt. Hal ini disebabkan karena intensitas cahaya yang diberikan berbeda, sehingga mengakibatkan kecepatan pertumbuhannya berbeda pula. Hasil analisa statistik tidak ada pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan Dunaliella sp

    • Anita PadangAnitaPadang
    • Abdurahim LestaluhuAbdurahimLestaluhu
    • Rosida SidingRosidaSiding
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 1, P: 1-7