Wilhelmina Seran

Wilhelmina  Seran

Wilhelmina Seran

Author Profile

Author affiliation not available, Indonesia

Email: Not available

Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan

Production and hosting by Sangia Research Media & Publishing

Sangia Research Media and Publishing

orcid ORCID $author->getData('orcid')|escape

sinta Sinta: Science And Technology Index Academic Profile by RISTEK/BRIN Indonesia

Scopus ID $author->getData('fax')|escape

Want to publish with Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan? Submit your Manuscript online.

Submit paper
  • Pembuatan kain tenun ikat di Sumba Timur menggunakan zat pewarna alam yang berasal dari bagian tumbuhan penghasil warna (kulit kayu, batang, daun, akar, dan daging buah) dan merupakan salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis tanaman pewarna tenun ikat di Desa Kaliuda Kecamatan Pahunga Lodu Kabupaten Sumba Timur, (2) Mengetahui bentuk pemanfaatan dan upaya Konservasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret di Desa Kaliuda, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur menggunakan metode studi kepustakaan, wawancara dan pengamatan (observasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengrajin tenun ikat menggunakan 5 spesies. Spesies tersebut berhasil teridentifikasi terdiri dari 4 famili yakni Fabaceae, Rubiaceae, Symplocaceae, dan Euphorbiaceae. Dari kelima jenis tanaman pewarna yang digunakan sebagai pewarna tenun ikat yaitu tanaman Nila (Indigofera tinctoria L.), Mengkudu (Morinda citrifolia L.), Loba (Symplocos sp.), Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd.) dan Dadap (Erythrina variegata L.). Habitus tanaman pewarna yang paling banyak ditemukan adalah habitus pohon dengan 4 spesies. Bagian tanaman pewarna yang paling banyak digunakan adalah daun dan kulit batang/cabang. Tanaman pewarna diperoleh paling banyak yaitu dari kebun, dimana tanaman tersebut sudah dibudidayakan oleh masyarakat. Tanaman pewarna tenun ikat tumbuh di ketinggian mulai dari 0-250 mdpl s/d 750-1000 mdpl dan tingkat kemiringan mulai dari daerah datar s/d daerah landai.

    • Wilhelmina SeranWilhelminaSeran
    • Yanete Wori HanaYaneteW.Hana
    Research Article Open Access
    Vol 11, No 2, P: 1-8