Analisis perbandingan pertumbuhan populasi kerang lumpur (Anodontia edentula, Linnaeus 1758) di perairan kepulauan Tobea dan pesisir Lambiku, Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna Penelitian dilakukan di Kepulauan Tobea dan Lambiku untuk menganalisis: perbedaan pertumbuhan populasi kerang lumpur Anodontia edentula Linnaeus, 1758 di kedua daerah. Data dianalisis untuk melihat pertumbuhan populasi di kedua lokasi dengan menggunakan analisis pertumbuhan von Bertanlanfy. Hasil analisis menunjukkan pertumbuhan kerang lumpur Anodontia edentula Linnaeus, 1758 di Kepulauan Tobea, (L∞=65,6 mm, K=1,18) lebih kecil dibandingkan di Lambiku (L∞=73,75 mm, K=0,73). Perbedaan pertumbuhan populasi lebih diakibatkan karena perbedaan karakteristik lokasi. Pada daerah Kepulauan Tobea memiliki pertumbuhan lambat karena pengaruh laut lebih dominan dibanding pada daerah Lambiku yang lebih banyak mendapatkan pengaruh daratan. Rochmady RochmadyRochmadySharifuddin Bin Andy OmarSharifuddinBin AndyOmarLodewyck S TandipayukLodewyckSTandipayuk Research Article Open Access 27 Oct 2011 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.4.2.15-21 PDF (561KB) 136 views Abstract 1002 views Volume 4, No. 2, P: 15-21
Nisbah kelamin dan ukuran pertama matang gonad kerang lumpur Anodontia edentula, Linnaeus 1758 di pulau Tobea, Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna Penelitian dilakukan di Pulau Tobea dengan tujuan untuk menganalisis nisbah kelamin dan ukuran pertama matang gonad kerang lumpur. Data dianalisis untuk mengetahui nisbah kelamin dan ukuran pertama matang gonad kerang lumpur Pulau Tobea dengan menggunakan analisis chisquare (χ2) dan Metode Spearmen-Karber (Udupa, 1986). Hasil analisis nisbah kelamin dengan menggunakan chi-square berdasarkan stasiun pengambilan sampel, waktu pengambilan dan tingkat kematangan gonad (TKG) menunjukkan nisbah kelamin jantan kerang lumpur lebih sedikit dibandingkan dengan jenis kelamin betina. Hal ini ditunjukkan dengan nilai chi-square hitung > chi-square tabel baik berdasarkan waktu pengambilan sampel (6,3700>4,3027), berdasarkan stasiun pengamatan (6,6673>4,3027), berdasarkan tingkat kematangan gonad (TKG) (6,6673>4,3027). Ukuran pertama matang gonad kerang lumpur, jenis kelamin jantan mencapai ukuran matang gonad rata-rata panjang cangkang sebesar 39,62 mm, pada kisaran panjang cangkang sebesar 39,20-40,04 mm. Untuk jenis kelamin betina mencapai ukuran pertama matang gonad rata-rata panjang cangkang sebesar 39,58 mm, pada kisaran panjang cangkang sebesar 39,21-39,96 mm. Kerang lumpur di Pulau Tobea, ukuran pertama matang gonad sebenarnya untuk jenis kelamin jantan mencapai ukuran panjang cangkang sebesar 39,7 mm dan jenis kelamin betina mencapai ukuran panjang cangkang sebesar 38,0 mm. Rochmady RochmadyRochmadySharifuddin Bin Andy OmarSharifuddinBin AndyOmarLodewyck S TandipayukLodewyckSTandipayuk Research Article Open Access 16 Oct 2012 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.5.2.25-32 PDF (775KB) 105 views Abstract 659 views Volume 5, No. 2, P: 25-32
Hubungan panjang bobot dan faktor kondisi kerang lumpur Anodontia edentula, Linnaeus 1758 di pulau Tobea Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna Penelitian dilakukan di Pulau Tobea dengan tujuan untuk menganalisis hubungan panjang-bobot dan faktor kondisi kerang lumpur. Data dianalisis untuk mengetahui hubungan panjang-bobot kerang lumpur dianalisis dengan menggunakan persamaan hubungan kuasa (power regresion) (Ricker, 1975) dan uji-T sedangkan faktor kondisi dengan menggunakan Metode Condisional Factor (CF) (King, 1995). Hasil analisis hubungan panjang-bobot kerang lumpur jantan digambarkan melalui persamaan W=0,0001.L3,366, dengan nilai korelasi (r=0,8559). Hasil uji-t koefisien b>3, dengan harga t=5,4053, diperkuat dengan hasil uji sigF=0,00<0,05, berarti bahwa antara laju pertumbuhan panjang dan bobot total kerang lumpur jantan tidak seimbang, yang bersifat alometrik positif atau alometrik mayor. Untuk kerang lumpur betina digambarkan melalui persamaan W=0,0001.L 3,381, dengan nilai korelasi (r=0,8865). Hasil uji-t koefisien b>3, dengan harga t=7,0811, diperkuat dengan hasil uji sig F=0,00<0,05 hal ini bahwa antara laju pertumbuhan panjang dan berat total kerang lumpur betina tidak seimbang, yang bersifat alometrik positif atau alometrik mayor. Hasil analisis condisional faktor (CF) kerang lumpur jantan, rata-rata sebesar 1,0319 (kisaran 0,4025-1,6613), kerang lumpur betina rata-rata sebesar 1,0203 (kisaran 0,4780-1,5625). Hal ini menunjukkan bahwa faktor kondisi antara jantan dan betina rata-rata sebesar 1 yang berarti bahwa berat rata-rata kerang contoh lebih besar dibanding dengan berat rata-rata prediksi. Hal ini diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang cukup baik dalam mendukung pertumbuhan kerang lumpur. Rochmady RochmadyRochmady Research Article Open Access 16 May 2012 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.5.1.1-8 PDF (525KB) 181 views Abstract 607 views Volume 5, No. 1, P: 1-8
Nisbah kelamin dan ukuran pertama matang gonad kerang lumpur (Anodontia edentula, Linnaeus 1758) di pesisir Lambiku, Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna Penelitian dilakukan di pesisir Lambiku dengan tujuan untuk menganalisis nisbah kelamin dan ukuran pertama matang gonad kerang lumpur. Data dianalisis untuk mengetahui nisbah kelamin dan ukuran pertama matang gonad kerang lumpur Pulau Tobea dengan menggunakan analisis chisquare (χ2) dan Metode Spearmen-Karber (Udupa, 1986). Hasil analisis nisbah kelamin dengan menggunakan chi-square berdasarkan stasiun pengambilan sampel, waktu pengambilan dan tingkat kematangan gonad (TKG) menunjukkan nisbah kelamin jantan kerang lumpur cenderung sebanding dengan jenis kelamin betina. Hal ini ditunjukkan dengan nilai chi-square hitung=chi-square tabel baik berdasarkan waktu pengambilan sampel (0,6770), berdasarkan tingkat kematangan gonad (TKG) (2,7462), berdasarkan stasiun pengamatan (3,3673). Ukuran pertama matang gonad kerang lumpur, jenis kelamin jantan mencapai ukuran rata-rata panjang cangkang sebesar 55,03 mm, pada kisaran panjang cangkang sebesar 54,47-55,60 mm. Untuk jenis kelamin betina mencapai ukuran pertama matang gonad dengan rata-rata panjang cangkang sebesar 54,93 mm, pada kisaran panjang cangkang sebesar 54,48-55,38 mm. Kerang lumpur di pesisir Lambiku, ukuran pertama matang gonad sebenarnya untuk jenis kelamin jantan mencapai ukuran panjang cangkang sebesar 50,2 mm dan jenis kelamin betina mencapai ukuran panjang cangkang sebesar 51,0 mm. Rochmady RochmadyRochmadySharifuddin Bin Andy OmarSharifuddinBin AndyOmarLodewyck S TandipayukLodewyckSTandipayuk Research Article Open Access 17 May 2013 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.6.1.1-9 PDF (799KB) 97 views Abstract 667 views Volume 6, No. 1, P: 1-9
Nisbah kelamin dan ukuran pertama matang gonad kerang lumpur (Anodontia edentula, Linnaeus 1758) di pesisir Pulau Buton, Kecamatan Wakorumba Kabupaten Muna Penelitian dilakukan di pesisir Pulau Buton Kecamatan Wakorumba Kabupaten Muna dengan tujuan untuk menganalisis nisbah kelamin dan ukuran pertama matang gonad kerang lumpur. Data nisbah kelamin dianalisis menggunakan Metode Chi-square (X2) dan ukuran pertama matang gonad dianalisis menggunakan Metode Spearmen-Karber (Udupa, 1986). Nisbah kelamin kerang lumpur Anodontia edentula Linnaeus, 1758 berdasarkan waktu pengambilan sampel berada pada proporsi seimbang (nilai X2 19,6447>4,3027), sementara menurut stasiun pengamatan (plot) berada pada proporsi yang tidak seimbang dimana jenis jantan lebih banyak dibanding jenis betina (nilai X2 0,7185>4,3027). Ukuran pertama matang gonad kerang lumpur Anodontia edentula Linnaeus, 1758 jenis kelamin jantan memiliki rata-rata panjang cangkang sebesar 38,60 mm (38,14-39,06 mm), sementara jenis kelamin betina mencapai rata-rata panjang cangkang sebesar 34,14 mm (33,56-34,73 mm). Kerang lumpur di pesisir Pulau Buton, ukuran pertama matang gonad sebenarnya untuk jenis kelamin jantan sebesar 39,7 mm dan jenis kelamin betina sebesar 38,0 mm. Rochmady RochmadyRochmadyAbdul RakhfidAbdulRakhfid Research Article Open Access 09 May 2014 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.7.1.1-9 PDF (769KB) 83 views Abstract 531 views Volume 7, No. 1, P: 1-9