Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Produksi Bunga Potong Krisan di Desa Duren Kecamatan Bandungan Bunga krisan (Chrysantemum indicum L.) merupakan salah satu jenis komoditas florikultura. Produksi bunga krisan memiliki risiko produksi yang bisa berdampak pada kegagalan panen dan berpengaruh terhadap pendapatan petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan usahatani bunga potong krisan dan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi bunga potong krisan di Desa Duren Kecamatan Bandungan. Penelitian dilakukan di Dusun Clapar Desa Duren Kecamaran Bandungan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara secara sengaja (purposive) dengan jumlah sampel sebanyak 32 petani. Metode analisis menggunakan analisis usahatani dan risiko produksi dengan model Just and Pope. Model Just and Pope digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor produksi terhadap risiko produksi yang ditunjukkan dengan adanya variasi pada produktivitas output. Hasil analisis menunjukan bahwa: (1) biaya produksi bunga kisan sebesar Rp 226.703.735/Ha/musim dengan keuntungan sebesar Rp 133.399.794/Ha/musim dan diperoleh R/C 1,71 yang artinya usahatani ini layak untuk dilakukan; (2) faktor pupuk kandang dan pestisida berpengaruh nyata meningkatkan risiko produksi bunga potong krisan. Yusy Kurnia ChrisdiyantiYusyKurniaChrisdiyantiYuliawati YuliawatiYuliawati Research Article Open Access 08 May 2019 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.12.1.1-7 PDF (514KB) 885 views Abstract 2419 views Volume 12, No. 1, P: 1-7
Distribusi Pendapatan Nelayan pada Perikanan Skala Kecil dan Besar di Selat Sunda Perikanan selat Sunda termasuk kegiatan perikanan skala kecil (<10 GT) dan skala besar (>10 GT) yang masih menerapkan sistem bagi hasil dari pendapatan. Untuk itu perlu ditentukan tingkat pendapatan yang diperoleh sebagai bagian dari usaha penangkapan. Penelitian yang dilakukan di Selat Sunda Labuan dan Lempasing untuk menjawab besaran pendapatan yang diperoleh. Hasil menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh relative sama antara < 10 GT dan > 10 GT. Secara umum terlihat risiko penangkapan terhadap pendapatan masih tinggi saat musim panceklik. Untuk itu diupayakan 40 persen dari kelebihan pendapatan dari kebutuhan dipergunakan untuk menabung agar nelayan tetap memperoleh manfaat saat musim panceklik. Yonvitner YonvitnerYonvitnerHanif WafiHanifWafiGatot YuliantoGatotYuliantoMennofatria BoerMennofatriaBoerRahmat KurniaRahmatKurnia Research Article Open Access 13 Apr 2020 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.13.1.9-16 PDF (1MB) 364 views Abstract 1060 views Volume 13, No. 1, P: 9-16
Analysis of Rice Field Agribusiness System in Sidomulyo Village, East Wasile District, East Halmahera Regency This study aims to determine the agribusiness system, production costs, revenue, income, and feasibility of lowland rice farming in Sidomulyo village. The research location was chosen purposively and the sample was taken using the census sampling method, the number of samples taken was 44 respondents. The analysis technique used is descriptive analysis. The results showed that the lowland rice agribusiness system in Sidomulyo village had been running well starting from the upstream agribusiness subsystem in the form of providing production facilities for fertilizers, medicines, seeds and labor. The subsystem of lowland rice farming using the jajar legowo system includes land cultivation, nursery, planting, fertilizing, use of drugs to harvesting. The downstream subsystem of lowland rice farming includes post-harvest and marketing activities. The subsystem of supporting institutions consists of BP3K which routinely provides counseling guidance and cooperative institutions that provide financing loans for lowland rice farmers, production costs per 10,000 m2 in lowland rice farming are Rp. and rice farming income of Rp. 13,595,218, -. Lowland rice farming is feasible, this can be seen from the R/C value > 1. Haryati LakamisiHaryatiLakamisi Research Article Open Access 22 Jun 2021 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.14.1.153-160 PDF (1MB) 140 views Abstract 320 views Volume 14, No. 1, P: 153-160
Analisis Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dalam Peningkatan Kesejahteraan Petani Program PUAP adalah program terobosan Kementrian Pertanian dalam bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petan ianggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja di perdesaan. Tujuan penelitian untuk menentukan besarnya pendapatan petani setelah mengikuti Program PUAP. Daerah Penelitian ditentukan secara purposive, yaitu di Kelurahan Lompoe Kecamatan Bacukiki Kota Parepare. Populasi dalam penelitian ini adalah Petani Anggota GAPOKTAN penerima pinjaman BLM-PUAP. Jumlah populasi adalah 169 orang dan sampel diambil 20% dari jumlah populasi sebanyak 34 orang. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah campuran (mixed method) yaitu deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif sedangkan teknik sampling porporsie melalui penyebaran kuesioner kepada kelompok penerima dana PUAP. Pengolahan data dengan statistic distribusi frekuensi, teknik penyajian data dengan table dan grafik. HasilPendapatan yang diperoleh petani setelahikut Program PUAP rata-rata diatas Rp500.000-Rp3.000.000,-/bulan disbanding sebelum ikut Program PUAP. Nasriah NasriahNasriahAndi NuddinAndiNuddinIrmayani IrmayaniIrmayani Research Article Open Access 12 Dec 2019 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.12.2.340-343 PDF (1MB) 502 views Abstract 1456 views Volume 12, No. 2, P: 340-343
Impact of Covid-19 on Income of Tilapia (Oreochromis niloticus) and Carp (Cyprinus carpio) Cultivation in Saketi District, Pandeglang Regency, Banten Province Tilapia is a freshwater fish commodity that is widely cultivated. Another type of fish that is widely cultivated and favored by the community is goldfish. Carp is one type of fish that has high economic value and is widely cultivated because it has a high adaptability to environmental conditions and available food. The fisheries sector has an important role for the country, because it employs many people directly or indirectly, provides food and contributes to survival. The impact of the Covid-19 pandemic is worsening public health, eliminating jobs and people's income. The purpose of this study was to determine the income of tilapia cultivation business actors in Saketi District before and after the covid-19 pandemic and to find out the factors that affect the income of tilapia fish farming business actors in Saketi District after covid-19. The location of data collection is carried out in November-December 2021. Data collection is carried out in Saketi District, Pandeglang Regency, Banten. The location chosen in this research is Saketi District, Pandeglang Regency, Banten. The main impact experienced by cultivators is a declining level of sales and high production costs. The percentage increase in the selling price of tilapia reached 28.57% and the increase in carp reached 62.16% since the start of the pandemic. The dependence of aquaculture business actors on feed results in high production costs, so that aquaculture business actors reduce production in order to overcome the declining amount of income and increasing feed prices. Ryan Gagas SetiyantoRyanGagasSetiyanto Research Article Open Access 15 Jun 2022 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.15.1.182-187 View Abstract 92 views Volume 15, No. 1, P: 182-187
Women’s Broker Role in Increasing the Economy of Household: A Case Study in West Halmahera District, North Maluku Household worse economic such as kopra down price, lack of household economic due to increasing of household necessary and high up life demand encouraged the women became brokers of holticultura commodity (fruits and vegetable) in West Halmahera district in order to support the family economy. The riset aimed to recognize woman role in increasing domestic economy and analysis contribution of women’s income. The sample are 25 women broker’s or dibo-dibo of horticultural commodity in East Sahu and Jailolo district West Halmahera Regency. The schedule was carried out from March to April 2022. The approach method was descriptive quantitative. The final results were that the role in increasing household economics was (1.) The women’s role in reproductive activities is role as housewives. (2.) Productive activities, that is, work to earn a living as a retailer of holticultura products (fruits and vegetables). The second objective shows that the contribution of women’s income ranges from 60% to 70% and is considered a high category. Based on the result of this research, it is suggested that women encourage participation in development programmes and increase women’s knowledge and skills to achieve a greater result and can increase their income and also be beneficial to household welfare. Yunita YunitaYunitaMusdhalifah KholilMusdhalifahKholilZakeus DadiZakeusDadi Research Article Open Access 03 Apr 2023 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.16.1.15-20 PDF (Bahasa Indonesia) (640KB) 41 views Abstract 193 views Volume 16, No. 1, P: 15-20
Analisis usaha tani broccoli (Sprouting broccoli) Broccoli merupakan salah satu tanaman hortikultura yang memiliki nilai komersial dan prospek yang baik untuk dikembangkan. Disamping sebagai sayuran kelas mewah yang harganya tergolong mahal, broccoli juga mempunyai nilai ekonomi dan sosial yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya, penerimaan dan pendapatan petani di daerah penelitian, efisiensi dari usahatani serta hal yang mendorong petani dalam mengusahakan broccoli. Metode pengambilan sampel dilakukan secara sensus. Data-data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani responden dengan bantuan quisioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari pustaka-pustaka yang dipandang relevan, kantor Desa serta instansi yang terkait. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa biasa yang merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Analisa penerimaan sebagai hasil perkalian antara harga produksi dan produksi. Serta analisa pendapatan, yaitu selisih antara penerimaan yang diperoleh petani dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata per kg broccoli di daerah penelitian adalah sebesar Rp.2.500,00,- dengan rata-rata produksi per hektar 4.062,32 kg, sehingga dalam setiap hektarnya akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.10.155.804,- dengan total biaya yang diperlukan sebesar Rp.6.509.843,-. Jadi dapat dihitung pendapatan bersih petani broccoli dalam setiap hektarnya yaitu Rp. 3.645.961. Perhitungan efisiensi pada penelitian ini yaitu 1,57 yang menunjukkan bahwa segi efisiensi usahatani broccoli dapat dikatakan efisien. Untuk mengetahui apakah benar-benar sudah efisien bagi petani untuk mengusahakan tanaman broccoli, maka dapat kita uji dengan memakai uji thitung dengan bantuan computer sehingga diperoleh hasil 27,11 yang lebih besar dari ttabel 2,47 yang berarti bahwa usahatani broccoli efisien untuk diusahakan. Haryati LakamisiHaryatiLakamisi Research Article Open Access 29 Oct 2010 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.3.2.74-77 PDF (Bahasa Indonesia) (359KB) 112 views Abstract 285 views Volume 3, No. 2, P: 74-77
Analisis perbandingan pendapatan petani pala basah dan kering di Desa Paniti Halmahera Tengah Penelitian ini bertujuan Menganalisis besar perbandingan pendapatan antara petani pala basah dan pendapatan petani pala kering. Lokasi penelitian di Desa Paniti, Kecamatan Patani, Kabupaten Halmahera Tengah, pada bulan September-Okbtober 2014. Sampel sebanyak 54 responden dipilih dengan metode sampling jenuh. Analisis data digunakan metode analisis uji t dengan software SPSS 16. Hasil penelitian menujukkan Hasil uji t, menunjukkan t hitung sebesar (9.339) sedangkan t tabel (0,305). Dengan demikian berdasarkan hipotesis t hitung > t tabel, yang berarti hipotesis (H0) di terima dan H1 di tolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan petani pala basah terhadap pendapatan petani pala kering Hamka HamkaHamka Research Article Open Access 10 May 2015 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.8.1.36-41 PDF (Bahasa Indonesia) (494KB) 256 views Abstract 1205 views Volume 8, No. 1, P: 36-41
Analisis usahatani bayam (Studi kasus di Kelurahan Sasa Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate) Penelitian dilakukan di Kelurahan Sasa Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate yang bertujuan untuk menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan, R/C ratio, dan BEP dari usahatani tanaman bayam. Data dianalisis untuk menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan, R/C ratio, dan BEP. Hasil analisis menunjukkan biaya total sekali produksi usahatani tanaman bayam yaitu sebesar Rp. 16.405.000,- yang terdiri dari biaya variabel sebesar Rp. 6.040.000,- dan biaya tetap sebesar Rp. 10.365.000,-. Penerimaan dari masing-masing jenis bayam dalam sekali produksi, antara lain : Bayam merah sebesar Rp. 18.000.000,- dan bayam hijau sebesar Rp. 22.500.000,-. Jadi penerimaan total dari produksi bayam secara keseluruhan adalah sebesar Rp. 40.500.000,-. Pendapatan total dari usahatani tanaman bayam dalam sekali produksi yaitu sebesar Rp. 24.095.000,-. Nilai R/C rasio usahatani tanaman bayam sebesar 2,4687. Ini menunjukkan usahatani tersebut efisien dan menguntungkan sehingga layak dikembangkan. Nilai Break Even Poin (BEP) penerimaan, produksi, dan harga lebih kecil dari total penerimaan, produksi, dan harga. Dengan demikian usahatani tanaman bayam dapat menguntungkan dan layak dikembangkan. Haryati La KamisiHaryatiLaKamisi Research Article Open Access 16 May 2013 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.6.1.58-63 PDF (Bahasa Indonesia) (507KB) 481 views Abstract 1550 views Volume 6, No. 1, P: 58-63
Analisis kegiatan usahatani budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) di Kota Tual Provinsi Maluku Penelitian ini bertujuan untuk; 1). Mengetahui tingkat rata-rata pendapatan petani budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) di kota Tual; 2). Mengetahui tingkat efisiensi usahatani budidaya rumput laut (Euchema cottonii) di kota Tual; 3). Mengetahui titik impas (BEP) dari usahatani budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) di kota Tual; 4). Mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutupi investasi yang ditanamkan pada usahatani budidaya (Eucheuma cottonii) di kota Tual. Metode analisis yang digunakan adalah; 1). Analisis Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani Rumput Laut; 2). Analisis Tingkat Efisiensi; 3). Nilai break event point (BEP) dan 4). Analisis Payback Period. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tingkat efisiensi usaha rumput laut dalam satu musim dengan analisis R/C rasio sebesar 1,20, hal ini berarti usaha tersebut dikatakan efisien dan menguntungkan karena nilai R/C rasio lebih besar dari 1. Analisis titik impas (BEP) usaha rumput laut dalam satu musim di dapat BEP volume produksi sebesar 644 kg, dan BEP harga produksi sebesar Rp. 5.289. Hal ini berarti bahwa selama petani memproduksi diatas 644 kg dan menjual rumput laut dengan harga diatas Rp 5.289 tiap Kg, maka petani tersebut akan mengalami keuntungan. Hasil perhitungan payback period menunjukan bahwa waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi adalah selama 5 tahun, 1 bulan dan 17 hari. Syahibul Kahfi HamidSyahibulKahfiHamidHaryati La KamisiHaryatiLaKamisi Research Article Open Access 17 May 2012 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.5.1.37-43 PDF (Bahasa Indonesia) (599KB) 475 views Abstract 786 views Volume 5, No. 1, P: 37-43
Kajian usahatani tanaman tomat terhadap produksi dan pendapatan petani (Studi kasus di Desa Golago Kusuma, Kecamatan Jailolo Timur, Kabupaten Halmahera Barat) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui usahatani tanaman tomat terhadap produksi dan pendapatan petani di Desa Golago Kusuma, Kecamatan Jailolo Timur, Kabupaten Halmahera Barat. Metode yang dipakai pengambilan adalah Perpussive sampling atau sampel sederhana pada petani yang berjumlah 20 responden, semuanya dijadikan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani dalam berusahatani dipengaruhi oleh : a) umur petani responden antara 30 – 37 tahun atau usia muda sebesar 30 %, golongan umur 38 – 45 tahun atau usia sedang sebesar 50 % dan golongan umur 46 – 53 tahun usia tua sebesar 20 %, b) strata pendidikan petani terdiri dari SLTP 60 % dan SLTP 40 %, c) jumlah tanggungan keluarga lebih sedikit 65 % pada kisaran sedang 35 % dari kisaran jumlah yang banyak sebesar 0 %,, d) luas yang digunakan berkisar antara 0.10 meter persegi yaitu 95 % dan luas lahan yang berkisar antara 0.25 meter persegi yaitu 5 %, e) pengalaman berusahatani berkisar antara 1 – 4 tahun yaitu 20 % dan antara 5 – 10 tahun yaitu 80 %. Besarnya pendapatan satu kali produksi adalah Rp. 65.542.250,- dengan rata rata pendapatan yang diterima oleh masing masing petani adalah sebesar Rp. 3.277.113,-. Arman DrakelArmanDrakel Research Article Open Access 13 May 2012 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.5.1.31-36 PDF (Bahasa Indonesia) (495KB) 1832 views Abstract 679 views Volume 5, No. 1, P: 31-36