Potensi Ekologi Bulu Babi di Pelita Jaya dan Pulau Osi Kabupaten Seram Bagian Barat Bulu babi (echinoidae) adalah salah satu sumberdaya perikanan bernilai ekonomis penting dengan permintaan pasar yang cukup tinggi di Asia, Eropa dan Amerika. Permintaan pasar akan sumberdaya ini dari tahun ke tahun semakin meningkat, akibatnya tingkat pemanfaatan dipacu untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Metode pemanfaatan yang banyak dilakukan masyarakat adalah pengambilan hasil produksi dari alam. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa kepadatan, , Potensi/kelimpahan, frekuensi kehadiran, dan indeks ekologi serta mengkaji kondisi kualitas perairan Dusun Pelita Jaya dan Pulau Osi seperti suhu, salinitas, dan kecepatan arus. Untuk pengambilan sampel digunakan metode transek linier kuadrat dengan jarak transek 50 meter dan jarak antara kuadrat pengamatan 10 meter. Dari hasil penelitian ini maka didapatkan hasil yaitu bulu babi di Pelita Jaya terdiri atas tiga spesies, sedangkan di Pulau Osi lima spesies. Kepadatan dan frekuensi kehadiran tertinggi di Pelita Jaya diwakili oleh spesies Tripeneustes gratilla, sedangkan Pulau Osi diwakili oleh Diadema setosum. Potensi/kelimpahan bulu babi di Pelita Jaya sebesar 33.033 individu, sedangkan di Pulau Osi sebesar 74.240 individu. Dari nilai indeks ekologi maka dapat dinyatakan bahwa keragaman di kedua lokasi berada pada kategori sedang, dengan dominasi spesies yang rendah , serta keserasian spesies bulu babi di dalam komunitasnya berada pada keadaan berimbang (Steady State). Parameter kualitas air (suhu, salinitas, dan kecepatan arus) sesuai untuk pertumbuhan bulu babi di Pelita Jaya dan Pulau Osi. Yona A. LewerissaYonaA.LewerissaDegen E. KalayDegenE.Kalay Research Article Open Access 27 May 2020 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.13.1.56-53 PDF (873KB) 189 views Abstract 618 views Volume 13, No. 1, P: 46-53
Tuna dan cakalang (Suatu tinjauan: pengelolaan potensi sumberdaya di perairan Indonesia) Pengelolaaan sumberdaya ikan merupakan suatu aspek yang sangat menonjol disektor perikanan dan ketidak mampuan dalam pengelolaan sumberdaya ikan disektor perikanan. Tujuan penelitian ini adalah Untuk melihat sejauhmana potensi sumberdaya ikan tuna dan cakalang di perairan Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumberdaya ikan yang tersedia cukup melimpah namun diperlukan ketrampilan dan pengelolaan sumberdaya dengan mempertimbngkan berbagai aspek-aspek yang harus yaitu aspek teknologi, sumberdaya manusia, bio-teknologi, aspek sosial dan aspek ekonomi sedangkan untuk pengelolaan sumberdaya ikan diperlukan manajamen untuk mengadakan koordinasi dengan sejumlah aktivitas yang meliputi planning, organizing, actuating, dan controlling. Ahmad TalibAhmadTalib Research Article Open Access 05 Apr 2017 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.10.1.38-50 PDF (Bahasa Indonesia) (554KB) 851 views Abstract 1820 views Volume 10, No. 1, P: 38-50
Potensi Reproduksi, Pola Pemijahan Serta Alternatif Pengelolaan Ikan Kembung Laki-Laki (Rastrelliger kanagurta) Di Sekitar Pesisir Timur Perairan Biak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pemanfaatan dan menganalisa nilai ekonomi hutan mangrove di Desa Mare Kofo Kota Tidore Volume produksi ikan kembung yang meningkat mendorong para pelaku perikanan mengeksploitasi tanpa memperhatikan keberadaan dan keberlanjutannya, disertai adanya upaya penambahan penangkapan ikan kembung secara terus menerus dapat berdampak terhadap terjadinya penurunan stok ikan kembung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis Potensi reproduksi, Pola pemijahan, dan alternatif pengelolaan. penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan Juni 2018 di sekitar Perairan Timur Pulau Biak menggunakan jenis alat tangkap Mini Purse Seine . Analisa data dilakukan terhadap tingkat kematangan gonad, Fekunditas , dan sebaran diameter telur, Dari hasil yang telah dikemukakan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan Potensi reproduksi (fekunditas) berkisar antara 70.680 699.60 butir telur yang terdapat pada selang kelas ukuran panjang 267 - 303 mm. Pola pemijahan ikan kembung lelaki bersifat total Spawning yaitu pemijahan yang berlangsung dalam waktu panjang. alternatif pengelolaan yang dapat dilakukan adalah mengatur waktu penangkapan yaitu tidak melakukan penangkapan berlebih pada waktu puncak pemijahan yaitu bulan April Juni. ikan yang seharusnya boleh ditangkap adalah ikan jantan maupun betina yang ukurannya melebihi panjang 292 mm. agar bisa diberi kesempatan untuk memijah sehingga populasi R. kanagurta dapat lestari. Bernhard KatiandaghoBernhardKatiandaghoFatmawaty MarasabessyFatmawatyMarasabessy Research Article Open Access 30 Oct 2017 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.10.2.51-55 PDF (Bahasa Indonesia) (511KB) 290 views Abstract 1555 views Volume 10, No. 2, P: 51-55
Study on the Potential for Development of Ra'ra Mangrove Ecotourism in Balang Baru Village, Tarowang District, Jeneponto Regency, South Sulawesi This study aims to determine the potential of mangrove ecotourism and to determine the level of suitability of mangrove ecotourism. It is hoped that it can provide information and references for the management of ecosystem areas and contribute to analyzing the potential level of mangrove ecotourism development. This research was carried out in August-October 2021, then data analysis and report preparation was carried out until March 2022. Ecotourism suitability analysis is a study to assess the suitability of an activity carried out in an area according to resource potential and its designation by considering various parameters. The mangrove forest environment is expected to provide lessons for visitors and the surrounding community. The ecotourism potential of Ra'ra mangroves has a natural tourist attraction with an area of approximately 15.29 ha which consists of various kinds of activities that can be carried out by visitors, including enjoying the mangrove forest ecosystem with various kinds of flora and fauna, a 200-meter mangrove track. In addition, there is an area of 7.79 ha which can be used as a mangrove conservation location. the total value of IKW is 23. The number of Ecowisa Ra'ra Tourism Conformity Index is 58.97 with the Conformity Category which is in accordance with the Standards of the Tourism Conformity Index. Danial DanialDanialSyahrul SyahrulSyahrulHamsiah HamsiahHamsiahBeddu TangBedduTangAlifah M. AnwarAlifahM.Anwar Research Article Open Access 09 May 2022 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.15.1.84-90 View Abstract 137 views Volume 15, No. 1, P: 84-90
Potensi kepiting bakau Scylla serrata (Forsskal, 1775) di Kabupaten Merauke Provinsi Papua Kabupaten Merauke yang memiliki potensi yang sangat besar salah satunya adalah potensi sumberdaya alam yang dapat diperbaharui. Potensi mangrove yang masih sangat alami mendatangkan kepiting bakau semakin melimpah. Penelitian yang menggunakan data Time series dari Dinas Perikanan dan Kelautan maupun dari laporan tahunan Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke. Pengambilan data dari tahun 2005 - 2011. Analisis data menggunakan Metode dari Schaefer dan Fox. Dari hasil analisis didapatkan bahwa Nilai MSY menurut Schaefer dan Fox upaya penangkapan optimum masing-masing sebesar 109059.8191 ton/unit dan 72382.9154 ton/unit, tingkat eksploitasi kepiting bakau menurut Schaefer sebesar 285.6854% dengan jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 87247.8553ton/per unit. Menurut analisis dengan menggunakan Teori Fox didapatkan Tingkat eksploitasinya sebesar 430,44% dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 57906.33ton/tahun. T ingkat Tingkat eksploitasi kepiting bakau di Kabupaten Merauke mengalami kondisi tingkat over explotedatau lebih tangkap. Siti MasiyahSitiMasiyah Research Article Open Access 17 Oct 2014 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.7.2.31-35 PDF (Bahasa Indonesia) (430KB) 134 views Abstract 430 views Volume 7, No. 2, P: 31-35
Pendugaan potensi dan tingkat pemanfaatan ikan layang (Decapterus spp) di perairan Laut Flores Sulawesi Selatan Ikan Layang (Decapterus spp) adalah salah satu jenis sumberdaya perikanan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis penting di perairan Laut Flores sehingga selalu menjadi tujuan penangkapan nelayan di Sulawesi Selatan khususnya pada kabupaten Selayar, Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto dan Takalar. Berdasarkan hasil pendugaan stok dengan metode produksi surplus menggunakan data statistik perikanan tangkap periode 1999-2007, didapatkan nilai potensi lestari (MSY) sebesar 10.456 ton/tahun dengan upaya tangkap optimum (fopt) sebanyak 467.022 trip/tahun. Tingkat pemanfaatan rata-rata sebesar 76,60% dan tingkat pengupayaan sebesar 83,15%. Status pemanfaatan sumberdaya ikan layang di perairan Laut Flores-Sulawesi Selatan sudah dikategorikan padat eksploitasi dengan tingkat pengupayan yang tinggi. Meskipun belum melewati nilai MSY dan Fopt namun perlu kehati-hatian dalam pemanfataannya sehingga dapat dimanfaatakan secara maksimal dan berkelanjutan. Husain LatuconsinaHusainLatuconsina Research Article Open Access 17 Oct 2010 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.3.2.47-54 PDF (Bahasa Indonesia) (580KB) 2736 views Abstract 1797 views Volume 3, No. 2, P: 47-54