Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Dengan Konsentrasi Yang Berbeda Terhadap Laju Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cattonii) di Perairan Desa Batuboy Kecamatan Namlea Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pengaruh pemberian pupuk cair dengan konsentrasi yang berbeda terhadap laju pertumbuhan rumput laut (Eucheuma cattonii). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September hingga Oktober 2015, yang berlokasi di perairan Desa Batuboy Kecamatan Namlea Kabupaten Buru. Dari hasil analisis laju pertumbuhan rumput laut baik dari laju pertumbuhan mingguan, laju pertumbuhan spesifik maupun laju pertumbuhan mutlak sangat berpengaruh nyata dimana perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan B (dosis 300 cc) dengan lama perendaman 6 jam dengan nilai pertumbuhan pada akhir penelitian yaitu pertumbuhan mingguan sebesar 576,222 gram, pertumbuhan mutlak sebesar 546,222 gram dan pertumbuhan spesifik sebesar 7,767 %. Samsia UmasugiSamsiaUmasugiAbdussabar PolanunuAbdussabarPolanunu Research Article Open Access 08 Nov 2019 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.12.2.291-298 PDF (1MB) 207 views Abstract 766 views Volume 12, No. 2, P: 291-298
Pengaruh bobot bibit berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut (Kappaphycus alvarezii) strain coklat metode long line menggunakan rumpon ganda Pengetahuan tentang budidaya rumput laut terkait upaya mendapatkan hasil produksi yang besar diduga terkait erat dengan penggunaan bobot awal bibit. Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh bobot awal bibit yang berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut K. alvarezii strain coklat metode long line menggunakan rumpun ganda. Penelitian dilaksanakan bulan Maret-April 2014. Perlakuan penelitian terdiri atas bobot awal bibit sebesar 50±0,05g, 75±0,05g, dan 100±0,05g. Pengamatan bobot rumput laut dilakukan dengan interval waktu 9 hari sekali pengamatan, selama 45 hari pemeliharaan. Desain penelitian menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL). Parameter yang diuji Pertumbuhan Mutlak (PM) dan Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS). Data hasil pengukuran dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA). Hasil analisis menunjukkan pertumbuhan mutlak tertinggi diperoleh pada rumput laut dengan bobot awal bibit sebesar 100±0,05g mencapai bobot sebesar 556,41g dan terendah pada bobot awal bibit sebesar 50±0,05g mencapai bobot sebesar 366,71g. Sementara Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS) tertinggi diperoleh pada rumput laut dengan bobot awal bibit sebesar 50±0,05g mencapai 15,55% dan terendah pada bobot awal bibit sebesar 100±0,05g mencapai 13,99%. Perlakuan bobot awal bibit rumput laut K. alvarezii strain coklat metode long line menggunakan rumpun ganda memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan mutlak (PM), laju pertumbuhan spesifik (LPS) selama masa pemeliharaan. Rochmady RochmadyRochmadySulaeman SulaemanSulaemanLa SaluddinLaSaluddin Research Article Open Access 27 Oct 2015 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.8.2.1-7 PDF (Bahasa Indonesia) (323KB) 6 views Abstract 859 views Volume 8, No. 2, P: 1-7
The trials of seaweed Caulerpa racemosa cultivation using the off-bottom culture at The Kastela Waters, Ternate Island Districht, Ternate City Seaweed of Caulerpa racemosa has bright prospects for cultivation. In North Maluku province in general, the cultivation of seaweed Caulerpa sp has never been developed, even though the waters of North Maluku have enormous potential, because this type of seaweed is scattered in various marine waters in North Maluku. One of the efforts that needs to be done is to carry out this type of seaweed cultivation in an optimal and sustainable manner.The seaweed Caulerpa racemosa cultivation unit used in this study was the off-bottom method measuring 5 m x 10 m. This size can contain 5 stretch ropes/risers with a length of 10 m and a distance of 1 m between the stretch ropes/risers. Each stretch / riser line contains about 45 seed clump points with a distance between clumps of 15 cm. The observation procedure for the growth of Caulerpa racemosa seaweed was carried out by weighing the seaweed seeds in each stretch/riser rope. The weight of seed that is weighed is the weight of seeds at the time of planting and the weight of seaweed at harvest.The results showed that the average growth rate of seaweed Caulerpa racemosa was varied for each rope. In ris 1 rope, the average absolute weight growth reached 100.88 grams, ropes 113.33 grams, ris rope 3, 88.00 grams, rope ris 4, 116.00 grams, and rope ris 5, amounting to 113, 33 grams. In general, the highest growth in absolute weight was found in the fourth rope, which was 116.00 grams. Dr. M. Irfan KodaDr. M.IrfanKodaGamal M. SamadanGamalM.SamadanSudirto MalanSudirtoMalanRiyadi SuburRiyadiSubur Research Article Open Access 11 Apr 2021 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.14.1.80-83 PDF (1MB) 159 views Abstract 470 views Volume 14, No. 1, P: 80-83
Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Produk Permen Jelly Rumput Laut Dengan Penambahan Konsentrasi Tepung Beras Ketan Permen jelly adalah jenis permen lunak dengan tekstur transparan dan kenyal hasil pencampuran air, sari buah, gula dan bahan pembentuk gel. Rumput laut Kappaphycus alvarezii salah satu komoditi hasil laut yang memiliki banyak kegunaan dan bernilai ekonomis, jenis rumput laut ini memiliki kandungan karaginan yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan permen jelly. Permen jelly rumput laut merupakan bentuk diversifikasi olahan dari rumput laut, akan tetapi sifat gel karaginan yang kuat dan kaku menghasil permen jelly yang kurang kenyal sehingga perlu adanya bahan tambahan seperti tepung beras ketan diharapkan dapat memperbaiki tekstur dan sifat kekenyalan dari permen yang dihasilkan. Kandungan amilopektin tepung beras ketan yang tinggi dapat menghasilkan produk olahan yang kenyal dan liat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk permen jelly rumput laut Kappaphicus alvarezii dengan penambahan konsentrasi tepung beras ketan. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumber informasi tentang cara pembuatan permen jelly dari rumput laut Kappaphicus alvarezii. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan tepung beras ketan pada konsentrasi yang berbeda memberi pengaruh nyata terhadap tingkat kesukaan konsumen pada atribut tekstur dan rasa permen jelly, sedangkan tidak berpengaruh pada atribut warna dan aroma dan rasa. Permen jelly dengan penambahan konsentrasi tepung beras ketan 10% merupakan produk yang paling disukai oleh konsumen berdasarkan rerata rangking tiap perlakuan. Vanessa Natalie Jane LekahenaVanessaNatalie JaneLekahena Research Article Open Access 28 Jul 2018 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.11.1.38-42 PDF (1MB) 633 views Abstract 2195 views Volume 11, No. 1, P: 38-42
Pengaruh Substitusi Rumput Laut terhadap Kandungan Serat Cookies Sagu Serat merupakan komponen penting dalam bahan pangan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan serta mempunyai kemampuan mencegah berbagai macam penyakit. Rumput laut merupakan bahan potensial sebagai sumber serat pangan dengan kandungan yang cukup tinggi. Kandungan serat yang tinggi dapat mencegah kanker usus besar, juga membantu pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah buang air besar, dan gangguan pencernaan lainnya dan dapat digunakan sebagai dasar makanan fungsional terapi yang dapat dipergunakan pada penderita obesitas, diabetes, hipertensi, jantung koroner. Selain itu rumput laut adalah komoditas hasil perikanan yang sedang ditingkatkan pemanfaatannya. Hal ini dikarenakan banyak sekali manfaat yang dapat dihasilkan dengan cara mengoptimalkan seluruh potensi rumput laut yang ada. Beberapa jenis rumput laut yang bermanfaat bagi manusia adalah dari jenis rumput laut merah dan coklat. Rumput laut dapat digunakan sebagai bahan subtitusi dalam pengembangan produk sumber serat pangan berupa kelompok produk makanan selingan/jajanan seperti cookies. Cookies umumnya terbuat dari bahan baku tepung terigu namun dapat digantikan dengan memanfaatkan tepung sagu yang kaya akan karbohidrat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan serat dan mutu organoleptik cookies sagu yang disubtitusi rumput laut. Hasil Penelitian menunjukan bahwa Ada pengaruh jenis dan konsentrasi rumput laut terhadap kandungan serat cookies sagu. Hasil uji organoleptik yang meliputi aspek warna, aroma, rasa dan kerenyahan menunjukkan bahwa penerimaan masyarakat yang tertinggi pada perlakuan jenis Eucheuma cottonii dengan konsentrasi 30% dan terendah pada jenis Sargassum crassifolium dengan konsentrasi 40%. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar rumput laut dapat disubtitusi pada bentuk makanan lain yang dapat diterima dan disukai oleh masyarakat di Kabupaten Maluku tengah. Zasendy RehenaZasendyRehenaLydia Maria IvakdalamLydiaMariaIvakdalam Research Article Open Access 13 Jul 2019 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.12.1.157-161 PDF (1MB) 664 views Abstract 1744 views Volume 12, No. 1, P: 157-161
Analisis efisiensi pemasaran rumput laut (Eucheuma cottonii) di Kota Tual Provinsi Maluku Penelitian ini bertujuan untuk; 1). Mengetahui bentuk struktur pasar rumput laut (Eucheuma cottonii) kering di kota Tual; 2). Mengetahui perilaku pasar rumput laut (Euchema cottonii) kering di kota Tual; 3). Mengetahui penampilan pasar rumput laut (Eucheuma cottonii) kering di kota Tual. Metode analisis yang digunakan adalah; 1). Analisis struktur pasar meliputi, hambatan keluar masuk pasar, pengetahuan pasar, pangsa pasar dan konsentrasi pasar; 2). Analisis perilaku pasar meliputi, proses penjualan dan pembelian, sistem pembayaran serta kerjasama; dan 3). Analisis penampilan pasar meliputi, marjin pemasaran, analisis bagian harga yang diterima petani, analisis rasio keuntungan dan biaya pemasaran. Hasil penelitian menunjukan adanya 3 pola saluran pemasaran, struktur pasar ditingkat pedagang pengumpul hingga pedagang besar antar pulau bersifat oligopsoni (banyak penjual, sedikit pembeli), posisi tawar petani rumput laut yang rendah sebagai akibat dari adanya ikatan yang kuat dengan pedagang pengumpul yang menjadi langganan tetapnya, dalam hal ini berupa pinjaman modal dan pinjaman biaya hidup sehari-hari, sehingga mengakibatkan petani rumput laut cenderung sebagai penerima harga, hambatan masuk pasar cukup besar. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh bahwa semakin banyak jumlah pelaku pemasaran yang terlibat dapat mengakibatkan marjin menjadi lebih besar, marjin pemasaran dari petani hingga pedagang besar antar pulau Rp. 5.540/kg. Petani rumput laut membutuhkan suatu wadah baik dalam bentuk koperasi atau organisasi lain sebagai tempat berkumpul dalam menjalankan kegiatan usaha budidaya rumput laut, sehingga mereka dapat mengatasi permasalahan secara bersama, baik itu input, teknik produksi, pemasaran maupun informasi pasar. Sahibul Khafi HamidSahibulKhafiHamid Research Article Open Access 19 May 2012 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.5.1.57-70 PDF (Bahasa Indonesia) (609KB) 375 views Abstract 790 views Volume 5, No. 1, P: 57-70
Analisis kegiatan usahatani budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) di Kota Tual Provinsi Maluku Penelitian ini bertujuan untuk; 1). Mengetahui tingkat rata-rata pendapatan petani budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) di kota Tual; 2). Mengetahui tingkat efisiensi usahatani budidaya rumput laut (Euchema cottonii) di kota Tual; 3). Mengetahui titik impas (BEP) dari usahatani budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii) di kota Tual; 4). Mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutupi investasi yang ditanamkan pada usahatani budidaya (Eucheuma cottonii) di kota Tual. Metode analisis yang digunakan adalah; 1). Analisis Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usahatani Rumput Laut; 2). Analisis Tingkat Efisiensi; 3). Nilai break event point (BEP) dan 4). Analisis Payback Period. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tingkat efisiensi usaha rumput laut dalam satu musim dengan analisis R/C rasio sebesar 1,20, hal ini berarti usaha tersebut dikatakan efisien dan menguntungkan karena nilai R/C rasio lebih besar dari 1. Analisis titik impas (BEP) usaha rumput laut dalam satu musim di dapat BEP volume produksi sebesar 644 kg, dan BEP harga produksi sebesar Rp. 5.289. Hal ini berarti bahwa selama petani memproduksi diatas 644 kg dan menjual rumput laut dengan harga diatas Rp 5.289 tiap Kg, maka petani tersebut akan mengalami keuntungan. Hasil perhitungan payback period menunjukan bahwa waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi adalah selama 5 tahun, 1 bulan dan 17 hari. Syahibul Kahfi HamidSyahibulKahfiHamidHaryati La KamisiHaryatiLaKamisi Research Article Open Access 17 May 2012 Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan 10.29239/j.agrikan.5.1.37-43 PDF (Bahasa Indonesia) (599KB) 458 views Abstract 728 views Volume 5, No. 1, P: 37-43